Perubahan: Hambatan atau Peluang bagi Startup Indonesia
ILUSTRASI perubahan: hambatan atau peluang bagi startup Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Perubahan perilaku konsumen yang lebih mengandalkan layanan digital juga menciptakan pasar baru bagi startup.
Banyaknya perubahan itu menuntut startup mempunyai kemampuan dinamis (dynamic capability) untuk dapat tetap kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Kemampuan itu terdiri atas tiga komponen utama, yaitu sensing, seizing, dan reconfiguring. Sensing adalah kemampuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman di pasar.
Seizing adalah kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang telah diidentifikasi. Reconfiguring adalah kemampuan untuk mengubah dan mengatur ulang sumber daya dan kompetensi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Dengan mengembangkan kemampuan dinamis itu, startup dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan mereka, memungkinkan mereka untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
Kepemimpinan merupakan salah satu hal penting bagi sebuah organisasi seperti halnya startup, untuk dapat mencapai visi dan misi organisasi dengan membawa value-nya.
Untuk lingkungan organisasi seperti startup, diperlukan kepemimpinan yang efektif. Menurut Brown, 2023, kepemimpinan yang fleksibel dan adaptif sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan yang cepat dan tantangan yang tidak terduga.
Gaya kepemimpinan tersebut menekankan pada kolaborasi dan pemberdayaan tim. Itu memungkinkan startup untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.
Selain itu, kepemimpinan yang efektif untuk startup adalah kepemimpinan visioner. Sebuah organisasi, startup harus memiliki pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan mampu menginspirasi tim untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Smith, 2023, kepemimpinan yang kuat dapat membantu mengatasi berbagai tantangan yang startup hadapi.
Selain itu, untuk mencapai potensi penuh dan dapat menjadi unicorn atau decacorn, startup dapat mencari dukungan yang kuat dari berbagai pihak, termasuk salah satunya adalah inkubator bisnis teknologi yang dimiliki perguruan tinggi.
Hampir semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Indonesia diwajibkan mempunyai inkubator bisnis dan teknologi (IBT). Itu merupakan tuntutan dari Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Inkubator Wirausaha serta Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 24 Tahun 2015 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Inkubator Wirausaha.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang mempunyai peringkat ke-308 terbaik di dunia, Universitas Airlangga (Unair) juga mempunyai Airlangga Startup and Innovation (ATAVI), yang merupakan IBT di bawah Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Unair.
ATAVI menyediakan berbagai fasilitas seperti kantor, pendampingan, mentoring, dan akses ke investor.
Dalam menghadapi perubahan ekonomi global dan tantangan lokal, startup di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk tumbuh dan berinovasi. Kemampuan dinamis, kepemimpinan yang efektif, dan dukungan dari inkubator bisnis adalah kunci untuk mengatasi hambatan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Dengan terus beradaptasi dan berinovasi, startup di Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan masa depan yang lebih cerah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: