Pralaya Sritex, Alarm Bahaya Industri Manufaktur Indonesia?
ILUSTRASI Pralaya Sritex, alarm bahaya industri manufaktur Indonesia?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Keenam, memperluas pasar dengan cara membangun platform di e-commerce seperti Amazon, Shopee, Lazada, serta aplikasi di TikTok, Instagram, dan sejenisnya.
Ketujuh, melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor agar mampu berkelit jika salah satu pasar mengalami stagnan.
Survei global yang dilakukan McKinsey pada 2023 menyimpulkan bahwa 68 pemilik pemilik bisnis akan melakukan peralihan ke proses bisnis industri 4.0 yang merupakan langkah strategis yang penting untuk mencapai industri berbiaya rendah dan efisien.
Dampak dari revolusi industri 4.0 di berbagai sektor –mulai manufaktur, logistik, hotel, restoran, kafe/katering (horeca), hingga layanan kesehatan– sangat mampu menjangkau segala segmen berbiaya murah.
Perusahaan-perusahaan yang mampu mengadopsi revolusi industri 4.0 akan memiliki keunggulan kompetitif dan tentunya tidak tertinggal. (*)
*)Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan publik dan peneliti di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership dan kandidat doktor di Program S-3 PSDM Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: