Tantangan Kabinet Prabowo Pasca Kemenangan Trump
ILUSTRASI Tantangan Kabinet Prabowo Pasca Kemenangan Trump. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dalam kajian psikologi kewirausahaan, penting untuk memberikan pelatihan yang berfokus pada resiliensi atau ketahanan psikologis bagi pengusaha UMKM agar mereka dapat bertahan dan berkembang di tengah ketidakpastian.
Kabinet ini harus mampu mendukung pengembangan keterampilan yang tidak hanya teknis, tetapi juga psikologis, untuk memperkuat daya tahan UMKM di tengah situasi ekonomi yang sulit.
PERKUAT KOORDINASI KABINET ”GEMUK”
Salah satu tantangan internal terbesar bagi kabinet ini adalah ukurannya yang besar, yang dapat menghambat efisiensi dan koordinasi. Adam Grant, ahli psikologi organisasi, mengatakan bahwa kabinet yang besar harus memiliki struktur kepemimpinan yang kuat dan proses komunikasi yang jelas untuk menghindari kebingungan dan penundaan.
Tantangan itu membutuhkan gaya kepemimpinan yang berfokus pada koordinasi lintas sektor dan pengambilan keputusan yang cepat agar Indonesia bisa merespons cepat perubahan global.
Dengan kabinet yang besar, Presiden Prabowo perlu memastikan bahwa semua kementerian berjalan selaras dan tidak mengalami masalah birokrasi yang memperlambat proses pengambilan keputusan.
Efisiensi dapat ditingkatkan dengan sistem komunikasi yang lebih baik dan penerapan teknologi manajemen kinerja yang modern sehingga kabinet ini tetap dapat bekerja dengan lincah meskipun memiliki jumlah anggota yang banyak.
Secara keseluruhan, kabinet besar ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks di era ketidakpastian global, terutama karena Trump kembali berkuasa. Dalam menghadapi dampak proteksionisme AS, kabinet ”gemuk” ini harus memaksimalkan kolaborasi lintas kementerian untuk mengembangkan SDM yang fleksibel, inovatif, dan mampu bersaing di pasar regional.
Pandangan para pakar psikologi dan pengembangan SDM menunjukkan pentingnya fleksibilitas, ketahanan psikologis, dan daya saing antarbudaya sebagai aspek kritis dalam pengembangan SDM.
Selain itu, kabinet ini perlu memastikan bahwa birokrasi yang besar tidak menjadi penghalang untuk merespons perubahan dengan cepat dan efisien.
Dengan penguatan strategi pengembangan SDM dan koordinasi yang lebih efektif, kabinet Prabowo diharapkan mampu menghadapi tantangan global dan mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang mandiri dan berdaya saing tinggi. (*)
*)Abdul Azis adalah sekretaris Majelis Psikologi Wilayah Himpsi Jawa Tengah serta psikolog dan dosen PSDM Program Studi Psikologi FIPP, Unnes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: