Banjir dan Tanah Longsor Melanda Jawa Barat, Status Siaga Ditetapkan

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Jawa Barat, Status Siaga Ditetapkan

Dokumentasi banjir di Bekasi--Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes

HARIAN DISWAY - Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat. Ini mendorong pemkab di beberapa daerah menetapkan status siaga banjir dan tanah longsor.

Guna mengantisipasi risiko yang semakin meningkat. Curah hujan yang tinggi ini berdampak pada kenaikan debit air sungai dan aliran air di sejumlah kawasan, terutama di wilayah yang berada di dataran rendah dan sepanjang aliran sungai.

Beberapa daerah yang terdampak antara lain Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Sukabumi. Tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir menyebabkan bencana alam longsor dan banjir di sejumlah kecamatan di Cianjur.

BACA JUGA: Hari Ayah Nasional 12 November, Ini Sejarah, Tujuan, dan Cara Memperingatinya

BACA JUGA: Prabowo Bertemu Pimpinan Perusahaan AS, Tingkatkan Kerjasama dan Nilai Investasi di Indonesia

Sehingga Pemkab Cianjur menetapkan status siaga bencana sampai bulan Maret 2025," kata Asep Kepala BPBD Cianjur dikutip dari Antara. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk rutin memantau informasi terkait banjir di sekitar lingkungan mereka.

Selain itu, penting bagi warga untuk mengetahui langkahevakuasi yang benar jika banjir terjadi. Asep Sukma menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiagakan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh desa dan kecamatan di Cianjur.

Para Retana ini akan memantau dan melaporkan kondisi di wilayah masing-masing. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa sebanyak 12 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak.

BACA JUGA: Prabowo Bertemu dengan Para Petinggi Perusahaan Besar AS, Minta Dukung Terus Pembangunan Indonesia

BACA JUGA:Prabowo Menelpon Trump, Ucapkan Selamat dan Ingin Bertemu Secara Langsung

Oleh bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor dan angin kencang. Menurut informasi dari Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdaops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa.

Tapi bencana tersebut berdampak pada 14 kepala keluarga atau 42 orang. Meskipun tidak ada korban jiwa, bencana ini mengakibatkan empat rumah rusak sedang, delapan rumah rusak ringan, dan delapan rumah terancam.

Selain itu, satu sekolah mengalami kerusakan dan empat unit tembok penahan tanah roboh. Sedangkan di Kabupaten Bandung, Pemkab Bandung menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi.

BACA JUGA:28 Korban Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, 1 Tewas dan 3 Luka Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antara