Kilas Balik Tragedi Semanggi I 13 November 1998
Kilas balik Tragedi Semanggi I 13 November 1998. --Elshinta.com
Seorang pelajar bernama Lukman Firdaus yang terluka parah akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelahnya.
BACA JUGA:Ada Peringatan Tragedi Trisakti pada 12 Mei, Simak Sejarah dan Asal-Usulnya
Korban Tragedi Semanggi I 13 November 1998. --Wikipedia
Pada tanggal 13 November, suasana semakin memanas. Jumlah aparat di sekitar massa aksi bertambah dan mereka mulai mengepung mahasiswa di sepanjang Jalan Sudirman dengan kendaraan lapis baja.
Ketika aparat gabungan TNI-Polri berupaya membubarkan massa, terjadi penembakan yang menyasar mahasiswa yang sedang duduk di jalan.
Salah satu mahasiswa, Teddy Wardhani Kusuma dari Institut Teknologi Indonesia (ITI), menjadi korban tewas pertama pada hari itu, membuat mahasiswa lainnya berlarian menuju Universitas Atma Jaya untuk berlindung.
Di kampus itu pula, Bernardus Realino Norma Irmawan atau Wawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, tewas setelah terkena tembakan di dada saat ia mencoba menolong rekannya yang terluka.
Hingga akhirnya, jumlah korban terus bertambah. Tragedi ini mencatatkan 17 orang meninggal dan 109 lainnya mengalami luka-luka, menjadikannya salah satu babak paling kelam dalam sejarah demokrasi Indonesia.
Di antara mereka yang gugur, selain Teddy dan Wawan, ada juga mahasiswa lainnya seperti Sigit Prasetya, Engkus Kusnadi, dan Heru Sudibyo.
Tragedi Semanggi I tidak hanya meninggalkan luka fisik bagi para korban, tetapi juga luka emosional yang mendalam di hati masyarakat yang memperjuangkan reformasi dan hak-hak demokrasi pada masa itu.
BACA JUGA:Hari Reformasi Nasional 21 Mei 1998: Peringatan 26 Tahun Lengsernya Soeharto
Oleh karena itu, setiap tanggal 13 November, kita diingatkan akan pentingnya keberanian dan solidaritas untuk memperjuangkan hak-hak sipil dan demokrasi yang hakiki.
Tragedi ini bukan hanya tentang mereka yang gugur, tetapi juga tentang cita-cita Indonesia yang lebih adil dan bebas dari bayang-bayang kekuasaan otoriter.
Peristiwa ini terus menjadi pengingat bahwa perjuangan reformasi masih hidup dalam ingatan dan tanggung jawab kita semua untuk menjaga nilai-nilai demokrasi yang telah diperjuangkan dengan pengorbanan besar. (Jessica Laurent)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: