Rumah Roeslan Abdulgani, Jejak Revolusi dan Dedikasi Keluarga Merawat Sejarah

Rumah Roeslan Abdulgani, Jejak Revolusi dan Dedikasi Keluarga Merawat Sejarah

Keponakan Roeslan Abdulgani, Rahma Rondang Aristin, menunjukkan beberapa foto kenangan sang pahlawan yang terpajang di dinding rumah.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY

Isinya ada berbagai hiasan dan ada kamera jadul. Tepat di samping lemari kayu tersebut, Bu Rahma menempatkan kulkas yang berisi jamu tradisional dagangannyi. 


Foto keluarga Roeslan Abdulgani yang tergambar di atas piring.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Refleksi Hari Pahlawan: Kita Masih Terjajah dalam Kedaulatan Digital

Kombinasi antara barang-barang bersejarah dan usaha kecil-kecilan itu menambah kesan hidup pada rumah tersebut. Seolah menggabungkan memori masa lalu dengan kehidupan masa kini.

Yang menarik, rumah ini tidak sekadar menjadi tempat untuk mengenang sejarah. Tetapi juga menjadi ruang berkumpul komunitas sejarah seperti Begandring Soerabaia. Anggota komunitas itu kerap menggelar diskusi di ruang tamu yang penuh nilai sejarah itu. 

Bahkan, beberapa instansi pendidikan juga kerap mengunjungi rumah ini. Terutama untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada para siswa mengenai sejarah perjuangan bangsa. 

BACA JUGA:Peringatan Hari Pahlawan di SMA Galuh Handayani, Menghidupkan Semangat Patriotisme di Sekolah Inklusif

Kuncarsono Prasetyo, salah satu penggagas Begandring Soerabaia, mengungkapkan tentang pentingnya peran komunitas dalam menjaga sejarah Kota Surabaya. Menurutnya, meskipun pemerintah sudah lebih terbuka terhadap masukan publik, masih banyak rumah-rumah bersejarah di Surabaya yang belum mendapat perhatian layak.

“Saking banyaknya pahlawan di Surabaya, mungkin pemerintah kewalahan mengurus semua,” ujarnya. Semua yang terlibat dalam proses pembebasan adalah pahlawan. Banyak yang belum tersentuh. Salah satunya, rumah keluarga Mayjen Sungkono. 

Mirisnya lagi, status keluarga Mayjen Sungkono masih miskin. Padahal, jasa sang pahlawan itu begitu besar bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA:IPIP Kenang Jasa Para Awak KRI Nanggala 402 di Hari Pahlawan 2024


Ruang tamu kediaman Roeslan Abdulgani. Tampak barang-barang dan foto pahlawan nasional tersebut.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY

Kuncar menilai bahwa pemerintah seharusnya berperan sebagai fasilitator bagi kebutuhan masyarakat yang ingin mempertahankan warisan sejarah. Dengan menerima usulan dari komunitas yang peduli terhadap sejarah, pemerintah bisa menggandeng banyak pihak untuk terlibat dalam upaya edukasi kepahlawanan. 

“Kalau pemerintah mau bekerja sama, ini akan jadi edukasi yang lebih meluas. Karena semakin banyak kelompok dan generasi muda yang bisa belajar dari pahlawan-pahlawan ini,” kata Kuncar.

Rumah Roeslan Abdulgani tetap menjadi daya tarik kuat bagi pecinta sejarah meski hanya sebagian kecil dari rumah ini yang bisa diakses publik. Setiap sudut ruang tamu mampu menghidupkan kembali kisah perjuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway