Marak Penipuan BPJS Ketenagakerjaan Bermodus Tautan dan Aplikasi Palsu, Simak Cara Menghindarinya!

Marak Penipuan BPJS Ketenagakerjaan Bermodus Tautan dan Aplikasi Palsu, Simak Cara Menghindarinya!

Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan-Foto/Dok/BPJS Kesehatan-

HARIAN DISWAY - Waspada, penipuan yang mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan mulai merebak beberapa pekan terakhir.

Modus penipuannya semakin beragam, mulai dari tautan palsu, jasa calo pencairan JHT (Jaminan Hari Tua), hingga kunjungan orang tidak dikenal ke rumah warga yang mengaku sebagai petugas BPJS dengan dalih ingin membantu pencairan dana.

Salah satu pola modus yang paling sering terjadi adalah pengiriman tautan palsu atau aplikasi tiruan melalui WhatsApp dan SMS.

Korban akan diarahkan untuk mengisi kolom data pribadi di situs yang tampak mirip dengan situs resmi BPJS Ketenagakerjaan.

Setelah semua data terisi dan akhirnya dikirim oleh korban, pelaku akan dapat mengakses akun peserta dan mencairkan saldo JHT tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Selain itu, marak pula jasa calo yang menawarkan pencairan cepat Jaminan Hari Tua (JHT) dengan iming-iming biaya administrasi atau potongan tertentu.

BACA JUGA:Cara Beralih dari BPJS Mandiri ke BPJS Gratis, Simak Syarat dan Prosedur Lengkapnya!

BACA JUGA:Cara Aman Klaim DANA Kaget Gratis dan Tip Hindari Modus Penipuan

Pelaku biasanya akan meminta KTP, nomor peserta BPJS, maupun dokumen pribadi lainnya dengan alasan mempermudah proses pencairan. Padahal seluruh proses klaim JHT resmi bersifat gratis, tanpa biaya sepeser pun.

Sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan menegaskan tidak bekerja sama dengan perantara manapun. Selain kedua modus di atas, modus lain yang belakangan ini sering muncul adalah pengumpulan data melalui teknik phising.

Pelaku akan meminta e-KTP, nomor peserta BPJS, hingga data SIM card untuk mengajukan klaim ilegal atas nama korban.

Beberapa kasus menunjukkan bahwasanya pelaku dapat menarik dana JHT tanpa seizin pemilik setelah menguasai nomor OTP dan identitas peserta.

Penipuan berbentuk hoaks juga kembali beredar. Warga akan menerima pesan yang menyebut bahwa mereka mendapatkan bantuan sosial jutaan rupiah, undian khusus, ataupun dana kompensasi.

BACA JUGA:Tips BRI untuk Menghindari Penipuan dan Kejahatan Siber saat Lebaran

BACA JUGA:Awas Penipuan! Ini 5 Trik Mengembalikan Saldo DANA yang Hilang

Untuk mencairkan dana tersebut, korban akan dimintai untuk mengisi data pribadi atau bahkan mentransfer sejumlah uang sebagai syarat.

Pihak BPJS Ketenagakerjaan menegaskan informasi tersebut tidaklah benar.

Saat ini, modus penipuan terbaru adalah kedatangan orang yang mengaku sebagai petugas BPJS Ketenagakerjaan ke rumah warga.

Mereka akan menjelaskan jika korban memiliki deposit yang bisa dicairkan lalu meminta rekam biometrik atau data pribadi korban lainnya.

Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan secara tegas menyebut layanan door-to-door tidak pernah dilakukan oleh pihaknya guna membantu proses pencairan manfaat.

Permintaan rekam biometrik disebut sebagai modus baru yang patut diwaspadai.

BACA JUGA:Kasus Mahar Cek Palsu Rp3 Miliar: Polisi Klarifikasi, Jadi Peringatan Modus Penipuan Pernikahan

BACA JUGA:110 WNI Diamankan di Kamboja Usai Kabur dari Perusahaan Penipuan Online

 

Di tengah meningkatnya laporan penipuan, BPJS Ketenagakerjaan kembali mengingatkan bahwa informasi resmi hanya akan disampaikan melalui kanal resmi BPJS, baik aplikasi, situs web, maupun kantor cabang terdekat.

Tidak ada proses klaim melalui pesan pribadi, nomor WhatsApp acak, atau kunjungan tanpa pemberitahuan.

Lalu, bagaimana masyarakat dapat menghindari modus penipuan tersebut?

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kami sarankan.

1. Selalu cek kanal resmi BPJS Ketenagakerjaan

Akses layanan hanya dapat diakses melalui aplikasi resmi, kantor cabang, atau situs resmi www.bpjsketenagakerjaan.go.id.

Hindari situs tiruan dan link yang mencurigakan adalah cara paling tepat untuk mencegah pencurian data pribadi.

2. Jangan berikan informasi mengenai data pribadi kepada orang tidak dikenal

Identitas seperti e-KTP, nomor peserta BPJS, NIK, nomor rekening, PIN, OTP, hingga rekaman biometrik tidak boleh diberikan kepada pihak yang mengaku sebagai petugas tanpa memiliki verifikasi yang jelas.

Hampir semua permintaan data sensitif melalui pesan pribadi merupakan modus penipuan.

3. Abaikan tawaran pencairan dana cepat dan "dipotong biaya"

Pelaku sering memanfaatkan kebutuhan mendesak korban untuk menawarkan pencairan JHT dalam hitungan jam. Proses resmi pencairan dana tidak dipungut biaya dan tidak dilakukan melalui perantara atau calo.

BACA JUGA:BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025, Berikut Syarat Penerima dan Cara Cek Statusnya!

BACA JUGA:Subsidi 50% BPJS Ketenagakerjaan untuk Ojol, Sopir, dan Kurir

4. Hindari menekan tautan mencurigakan dari WA/SMS

Tautan palsu merupakan pintu masuk phising. Jika sebuah pesan meminta Anda membuka link atau memasang aplikasi dari sumber selain Google Play Store atau Apple App Store, besar kemungkinan itu adalah upaya pembobolan akun.

5. Verifikasi informasi tersebut langsung ke Kantor BPJS terdekat

Jika menerima pesan atau telepon yang meragukan, segera hubungi call center atau datangi kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat. Jangan membalas nomor tidak dikenal yang mengaku sebagai petugas.

6. Waspadai kunjungan door-to-door

Pihak BPJS Ketenagakerjaan mengklaim tidak pernah melakukan pencairan dana melalui kunjungan rumah. Jika ada orang tak dikenal yang datang meminta biometrik atau data pribadi Anda, segera tolak dan laporkan.

7. Cekl aktivitas akun JHT secara rutin

Selalu pantau saldo dan riwayat transaksi anda. Jika Anda mendapati aktivitas pengurangan saldo, menerima OTP tanpa permintaan, atau tiba-tiba gagal login aplikasi, segera lakukan pelaporan.

Tanda-tanda tersebut dapat mengindikasikan bahwa data Anda telah dicuri. (*)

*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: