Dana Abadi Denny JA Didedikasikan untuk Festival Puisi Esai yang Padukan Seni, Fakta, dan Kemanusiaan

Dana Abadi Denny JA Didedikasikan untuk Festival Puisi Esai yang Padukan Seni, Fakta, dan Kemanusiaan

Dana abadi untuk Festival Puisi Esai yang disediakan Denny JA bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga memastikan bahwa kisah-kisah tentang keadilan, keberanian, dan kemanusiaan terus hidup di masa depan. --Denny JA

HARIAN DISWAY - Seni bukan hanya cermin realitas, tetapi juga cahaya yang mengubahnya. Kutipan inilah yang membuat keyakinan Denny JA bertambah untuk menghibahkan dana abadi bagi sebuah kegiatan seni: festival tahunan puisi esai.

Dengan dana abadi itu, kegiatan yang dinamai Denny sebagai Festival Puisi Esai itu dapat berlangsung hingga 50 tahun mendatang dan seterusnya. Semua tak lain karena Denny menilai bahwa sastra adalah sebuah paradoks. Mengapa demikian?

Di satu sisi, penelitian menunjukkan bahwa membaca sastra meningkatkan empati. Para pembaca sastra cenderung lebih memahami penderitaan orang lain, lebih peka terhadap keragaman identitas, dan lebih peduli terhadap ketidakadilan.

Namun, di sisi lain, komunitas sastra jangka panjang tidak dapat hidup dari hukum pasar saja. Seni membutuhkan subsidi; sastra membutuhkan uluran tangan yang memastikan panggungnya tetap ada.

BACA JUGA: Survei LSI Denny JA: Khofifah Masih Ungguli Risma dan Luluk

BACA JUGA: LSI Denny JA: Kepercayaan Publik Capai 83,5 Persen Bukti Popularitas Prabowo Subianto Sangat Tinggi

Denny terinspirasi oleh contoh sejarah. Andrew Carnegie, dengan visi mencerdaskan masyarakat, mendirikan ribuan perpustakaan. Hingga kini, perpustakaan itu menjadi tempat belajar lintas generasi.

Alfred Nobel, dengan warisan dana abadinya, mendanai penghargaan sastra, di samping penghargaan lain. Ini memberi pengakuan tertinggi bagi para penulis dunia dan para kreator lainnya.

Ruth Lilly, melalui The Poetry Foundation, menyelamatkan puisi dari pinggiran dunia modern dengan dukungan dana besar dalam sejarah puisi. Mereka adalah bukti bahwa seni membutuhkan tangan-tangan dermawan yang mengerti.

Bahwa kebudayaan adalah harta abadi umat manusia. Apa yang membuat puisi esai perlu terus dihidupkan, disebarkan, dan dirawat? Ujar Denny, puisi esai adalah genre yang menyampaikan kisah nyata dalam bentuk puisi.

BACA JUGA: Denny JA: Puisi Esai Jadi Terobosan Diplomasi Lewat Sastra

BACA JUGA: Jelang Coblosan, Elektabilitas Khofifah-Emil Tembus 67 Persen di Survei LSI Denny JA

Isu hak asasi manusia, ketidakadilan, marginalisasi, dan identitas sosial menjadi inti setiap puisi. Namun, puisi ini tidak berhenti pada metafora; ia mencatat fakta melalui catatan kaki, menghubungkan estetika dengan realitas.

Catatan kaki di puisi esai menjadi elemen vital yang menjadikan puisi ini bukan hanya seni, tetapi juga dokumen sosial. Festival Puisi Esai Jakarta menjadi lebih dari sekadar panggung seni. Ia adalah ruang yang menjalankan banyak fungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: