Refleksi Hari Guru: Sapi Makan Martabak hingga Tak Bisa Matematika Dasar

Refleksi Hari Guru: Sapi Makan Martabak hingga Tak Bisa Matematika Dasar

Park Ribut dan Destril yang viral karena konten sapi makan martabak.-Instagram @Pak_Ributguru82-Instagram @Pak_Ributguru82

Hingga Selasa, 5 November 2024, video tersebut telah ditonton 7,1 juta kali, dengan 83,1 ribu like; 29,6 ribu komentar; dan 95,2 ribu kali dibagikan.

Di video viral itu, Juju yang terpilih sebagai Duta Teknologi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) menulis pesan untuk anak didiknya.

BACA JUGA:7 Puisi Hari Guru Nasional 2024 yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna

BACA JUGA:Lirik Lagu Hymne Guru untuk Dinyanyikan pada Hari Guru Nasional 2024

”Semangat ya, Nak. Kita sadari ada yang kurang. Maka dari itu, mari kita lengkapi dan perbaiki bersama,” tulis Juleha.

Lika-liku guru di ruang kelas memang menjadi konten yang ”subur” di medsos. Pak Ribut adalah salah seorang kreator konten yang sukses dan konsisten mengangkat perkembangan siswa-siswinya di Lumajang. Namanya ”meledak” dua tahun terakhir.

Baru-baru ini Ribut Santoso kembali viral karena salah satu siswanya yang bernama Desril menyebut bahwa sapi makan martabak.

”Saya kaget waktu denger Desril jawab begitu, kan umumnya sapi makan rumput, katul, atau buah-buahan,” ucap Pak Ribut kepada Harian Disway, Sabtu, 23 November 2024.

Meski begitu, Pak Ribut tidak langsung menyalahkan Desril. Ia mencoba menanyakan lebih lanjut. Rupanya Desril melihat sapi tetangganya makan martabak.

Pak Ribut pun memastikannya sendiri ke rumah tetangga Desril: Memang makan martabak! Video kedua pun ”meledak” lagi.

Pak Ribut menyimpulkan bahwa anak-anak zaman sekarang lebih memperhatikan situasi langsung daripada membaca teori. Guru perlu menangkap bahwa murid lebih peka terhadap isu yang ada di dekat mereka.

”Karena itu, saya enggak pernah langsung menyalahkan, tetapi memastikan bahwa jawaban mereka bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya. Sebagai guru, Pak Ribut menekankan perlunya menumbuhkan rasa belajar dan ingin tahu. Ia tidak langsung menyalahkan murid ketika jawaban yang mereka melenceng dari buku.

Senada dengan Pak Ribut, Rusnawi, wakil kepala SMAN 1 Surabaya, menekankan bahwa tugas guru tidak sekadar mengajar dari buku. Menumbuhkan rasa ingin tahu sangat penting di zaman yang serbapraktis. ”Cara guru mengarahkan sangat menentukan,” ucapnya.

Rusnawi menganggap konten-konten yang ramai di media sosial tak terlepas dari perkembangan teknologi.

Digitalisasi di semua lini menjadi pedang bermata dua. Salah satu sisinya memudahkan pencarian informasi dan alat bantu hitung. Itulah yang membuat siswa enggan belajar. Sebab, semua ada di Google.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: