Analisis Pilkada 2024: Mengapa PDIP Kalah di Jawa Tengah dan Pramono-Rano Unggul di Jakarta?
Andika Perkasa resmi diusung PDIP di Pilkada Jateng --Istimewa
Jokowi sendiri menjamu Ahmad Lutfi di kediamannya yang berlokasi di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis, 28 November 2024.
Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Yayan Sakti Suryandaru mengatakan bahwa efek endorsement Jokowi tidak begitu besar.
“Itu kan representasi masyarakat Indonesia saja, meski beliau mantan presiden,” katanya kepada Harian Disway, Sabtu, 30 November 2024.
Menurut Yayan, kekalahan Andika-Hendrar justru akibat dari gaya komunikasi yang kurang senada dengan masyarakat Jawa Tengah.
“Masyarakat Jawa Tengah itu cenderung berkarakter halus dan lembut. Filsafat hidupnya saja ‘ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake’,” jelasnya.
Sementara, gaya komunikasi Andika terepresentasi oleh perawakan yang besar. Selain itu juga berpenampilan seperti anak muda.
“Nah, itu untuk konteks masyarakat Jawa Tengah nggak cocok. Marekting politik seperti itu justru ibarat ‘menggali kuburnya sendiri’,” sambung Yayan.
BACA JUGA:Jokowi Ngaku Hubungi Sejumlah Paslon Peserta Pilkada setelah Pemungutan Suara
Dalam kajian komunikasi tradisional, imbuh Yayan, kekalahan Andika-Hendrar disebabkan oleh ketidakpahaman atas karakter orang setempat.
Dengan kata lain, mereka kurang bisa membawakan diri ke warga setempat.
Sementara itu, KIM Plus hanya kalah di DKI Jakarta. Paslon mereka, Ridwan Kamil-Suswono kalah cukup telak dengan paslon PDIP, Pramono Anung-Rano Karno.
BACA JUGA:Pilkada Rasa Pilpres
Jakarta hampir bisa dipastikan akan kembali ke pangkuan PDIP dalam satu putaran.
Yayan menilai kemenangan Pramono-Rano menunjukkan bahwa mereka memiliki daya tarik yang kuat di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: