Analisis Pilkada Jatim 2024: Suara Nahdliyin Pecah, PKB Keok di Tiga Daerah Basis
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah saat berkampanye di Pasar Kolpajung, Madura, Minggu, 29 September 2024 -Tim kampanye Luluk-Luqman-
“Semua partai sebenarnya sudah kecapean. Hanya, PDI Perjuangan ini kan karena mereka tegak lurus ke pimpinan pusat dan ada instruksi tegas dari pimpinan pusat, sehingga mereka tetap berusaha berdiri kokoh demi memenangkan calon yang mereka usung,” bebernya.
Tetapi, kata Suko, kontestasi pileg dan pilkada memang tidak bisa disamakan. Sebab, jumlah calon begitu banyak dalam pileg.
BACA JUGA:Gerindra Beri Tanggapan Terkait Dugaan Pengerahan Aparat di Pilkada Jateng
Masing-masing mereka punya ceruk massa. Di sisi lain, walau masyarakat tidak mengenal calonnya, mereka tetap bisa pilih partainya.
Sementara pilkada dan pilgub, calonnya hanya sedikit. Masyarakat pun sangat mengenal calon tersebut. Mulai dari rekam jejak sampai pada pola kepemimpinan mereka.
Sehingga, masyarakat lebih mudah dalam menentukan pilihannya. Ia pun berkesimpulan bahwa pilkada adalah real politik.
BACA JUGA:Tim Ridwan Kamil-Suswono Soroti Dugaan Politik Uang dan Sembako di Pilkada Jakarta 2024
“Di pilkada juga kan tidak bisa memilih partai. Hanya bisa memilih calonnya. Sehingga, mereka selain melihat ketokohan, mereka lebih mengenal calon tersebut,” jelasnya.
Apalagi, calon itu merupakan petahana. Mereka sudah merasakan kepemimpinan calon tersebut. Akhirnya, tinggal memilih dilanjutkan atau tidak.
Gus Halim saat ditemui awak media di kantor DPW PKB Jatim, Jumat 18 Oktober 2024-Tim media DPW PKB Jatim-
Belum lagi saat pemilu ini, PKB banyak permasalahan yang mendera. Sehingga, mereka tidak fokus dalam pemenangan calon yang mereka usung.
Misalnya, perseteruan PKB dengan PBNU. Itu sangat berimbas pada masyarakat di bawah. “Akhirnya, suara NU di bawah pecah,” ucapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: