Analisis Pilkada Jatim 2024: Suara Nahdliyin Pecah, PKB Keok di Tiga Daerah Basis

Analisis Pilkada Jatim 2024: Suara Nahdliyin Pecah, PKB Keok di Tiga Daerah Basis

Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah saat berkampanye di Pasar Kolpajung, Madura, Minggu, 29 September 2024 -Tim kampanye Luluk-Luqman-

Sehingga, banyak kepala daerah yang diusung oleh KIM Plus menang.

“Mungkin tujuannya untuk memudahkan komunikasi. Menyamakan frekuensi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sehingga, partai yang tergabung di KIM plus ini bergerak sangat maksimal memenangkan calonnya,” katanya saat dihubungi Harian Disway, Sabtu 30 November 2024.

Apalagi, lanjut Surokim, dalam kondisi saat ini partai-partai, termasuk PKB, sudah kehabisan ‘bensin’.

BACA JUGA:5 Petugas Pilkada Jatim Meninggal Dunia, KPU Sebut Faktor Kelelahan

Itu karena jadwal pileg dan pilpres berdekatan dengan pilkada. Sehingga, mulai dari amunisi sampai tenaga sudah tidak tersisa lagi di pilkada.

Belum lagi faktor organisasi masyarakat keagamaan: Nahdlatul Ulama (NU). Tiga paslon di pilgub tersebut merupakan anggota NU.

Sementara PKB adalah cerminan partai organisasi tersebut. Suara NU pun pecah di akar rumput.

BACA JUGA:Jokowi Ngaku Hubungi Sejumlah Paslon Peserta Pilkada setelah Pemungutan Suara

Warga nahdliyin cenderung memberikan suaranya kepada calon yang potensi menangnya besar.

Selain itu, mereka di akar rumput juga masih melihat ketokohan. Seperti halnya Khofifah yang merupakan ketua PP Muslimat NU yang sekaligus petahana.

Namun, berbeda halnya dengan kekalahan PKB di Sidoarjo. Menurut Surokim, banyak masyarakat Sidoarjo khususnya warga Nahdliyin justru lebih menaruh simpati kepada Subandi.

Sebab, diturunkan dari jabatan ketua DPC PKB Sidoarjo. “Pada akhirnya warga NU di Sidoarjo ataupun loyalis Subandi akan tetap mengikuti langkah Subandi. Subandi juga kan petahana,” katanya. 

BACA JUGA:Pilkada Rasa Pilpres

Pengamat politik Universitas Airlangga Suko Widodo berpendapat senada. Bahwa semua partai mengalami kelelahan.

Tenaga dan pikiran mereka sudah habis saat pileg dan pilpres. Sehingga, tidak fokus terhadap pilkada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: