Dalam Satu Dekade, Kekayaan Miliarder Berlipat Dua
ELON MUSK (kiri) berbincang dengan Donald Trump ketika peluncuran roket Starship milik SpaceX di Texas, 19 November 2024. Musk adalah miliarder yang terdongkrak booming bisnis teknologi dan digital.-BRANDON BELL-AFP-
BACA JUGA:Menilik Kemajuan Tiongkok dalam Kereta Berbahan Bakar Hidrogen: Efisiensi yang Menarik Pasar Eropa
Sebaliknya, kekayaan miliarder dari kawasan Amerika Utara meningkat 58,5 persen menjadi USD 6,1 triliun sejak 2020. Pemicunya adalah booming-nya bisnis sektor industri dan teknologi.
Pada 2024, sebanyak 268 orang menjadi miliarder untuk kali pertama. Dan 60 persen di antaranya adalah wirausahawan. "Miliarder baru tahun ini, sebagian besar, adalah hasil usaha sendiri," kata UBS.
Laporan itu mencatat miliarder AS mencatatkan keuntungan terbesar pada 2024. Artinya, AS masih menjadi negara pusat utama miliarder-entrepreneur di dunia.
Kekayaan mereka meningkat 27,6 persen menjadi USD 5,8 triliun. Itu lebih dari 40 persen kekayaan miliarder global.
Kekayaan miliarder dari daratan Tiongkok dan Hong Kong turun 16,8 persen menjadi USD 1,8 triliun, dengan jumlah miliarder menurun dari 588 menjadi 501.
Sementara itu, kekayaan miliarder India meningkat 42,1 persen menjadi USD 905,6 miliar. Jumlah mereka pun bertambah dari 153 menjadi 185.
Di Eropa Barat, total kekayaan miliarder naik 16,0 persen menjadi USD 2,7 triliun. Sebagian berkat peningkatan 24 persen pada miliarder Swiss.
MARK ZUCKBERBERG, pemilik Meta, mengunjungi Tokyo pada 27 Februari 2024. Menurut catatan Forbes, Zuckerberg adalah orang terkaya ketiga di dunia pada Desember 2024.-JIJI PRESS VIA AFP-
Kekayaan agregat miliarder UEA meningkat 39,5 persen menjadi USD 138,7 miliar.
UBS menyatakan para miliarder menghadapi dunia yang tidak pasti dalam 10 tahun ke depan. Penyebabnya adalah meningkatnya ketegangan geopolitik, hambatan perdagangan, dan kebutuhan pengeluaran pemerintah yang semakin besar.
Para miliarder diharapkan tetap mengandalkan ciri khas mereka. Yakni: pengambilan risiko cerdas, fokus bisnis, dan determinasi.
"Miliarder pengambil risiko kemungkinan akan memimpin penciptaan dua industri teknologi masa depan yang sudah mulai terbentuk. Yaitu, AI generatif dan energi terbarukan serta elektrifikasi," prediksi UBS.
Perencanaan kekayaan yang lebih fleksibel juga diperlukan karena keluarga miliarder semakin sering berpindah negara dan tersebar di seluruh dunia.
Ahli waris dan sasaran filantropis para miliarder generasi baby boom diperkirakan akan mewarisi sekitar USD 6,3 triliun dalam 15 tahun ke depan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: