Perjalanan ke Makkah: Ketika Ibadah Menjadi Sarana Mengemis

Perjalanan ke Makkah: Ibadah tulus atau strategi donasi?--Pixabay
Dengan demikian, kita diingatkan bahwa perjalanan spiritual, layaknya aliran sungai yang mengalir tenang, haruslah jernih dan murni. Jangan biarkan arus deras penipuan dan kepentingan pribadi mengaburkan kejernihan itu.
BACA JUGA: Garuda Siapkan 14 Pesawat Haji 2025, Layani 90.933 Jemaah ke Tanah Suci
BACA JUGA: Kapan Bulan Rajab 2025 Dimulai? Ini Jadwal Puasa dan Amalan Ibadah yang Dianjurkan
Setiap tetes air keimanan haruslah murni, sehingga ketika sampai ke samudra kebenaran, ia tidak tercemar oleh noda-noda kecurangan. Dalam semangat keikhlasan dan keadilan, mari kita songsong masa depan di mana setiap perjalanan ibadah dilandasi oleh niat tulus dan dijiwai oleh transparansi.
Karena pada akhirnya, iman yang sejati tak akan pernah butuh alat pengemis untuk membuktikan eksistensinya, ia akan bersinar terang, layaknya bintang di langit malam yang tak tergoyahkan oleh badai dan gelapnya kegelapan. (*)
Hadi Asrori--
*) Mahasiswa Pascasarjana, Jurusan Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber