Tongkos Batik: Inovasi Desain yang Menghidupkan Tradisi di Era Modern
TONGKOS batik khas Madura, khususnya Bangkalan. Tongkos adalah penutup kepala khas Madura yang awalnya dikenakan khusus oleh bangsawan. Namun, kini siapa saja boleh mengenakannya. Cocok untuk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Pulau Garam Madura. -Dok Pribadi-
TONGKOS BATIK, sebuah odheng khas Bangkalan, kini makin dikenal dan menjadi simbol kebudayaan yang terus dilestarikan. Rimbi Aria Raja, seniman sekaligus perajin TONGKOS, telah mengubah odheng itu menjadi produk yang menggabungkan nilai budaya tinggi dengan desain modern.
Sejak memulai produksinya pada 2015, Rimbi terus mengembangkan desain tongkos agar tetap relevan di era modern, tanpa mengabaikan nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.
Tongkos merupakan penutup kepala khas Madura yang awalnya hanya dikenakan kalangan bangsawan, khususnya di wilayah Madura Barat seperti Bangkalan.
BACA JUGA:Hari Batik Nasional: Historisitas dan Identitas Bangsa, Simbol Tak Ternilai Warisan Budaya Dunia
BACA JUGA:Sinopsis Film Hutang Nyawa, Misteri Kelam di Balik Pabrik Batik Gemah Ripah
Namun, berkat inovasi desain yang dilakukan para seniman lokal, termasuk Rimbi Aria Raja, tongkos kini menjadi lebih fleksibel dan diminati berbagai kalangan.
”Waktu itu Bapak Bupati R.A. Latif mengeluarkan kebijakan agar tongkos bisa dipakai semua kalangan. Awalnya tongkos harus dibuat dari batik tulis. Tapi, saya berinisiatif menggunakan batik biasa supaya harganya lebih terjangkau. Seiring waktu, saya terus mengembangkan desainnya agar bisa lebih modern,” jelas Rimbi saat ditemui di tempat produksinya di Desa Junok, Kabupaten Bangkalan, 10 Desember 2024.
Selain bisa dipakai semua kalangan, motivasi utama Rimbi Aria Raja dalam mengembangkan tongkos adalah melestarikan warisan budaya sekaligus memberikan dampak sosial bagi masyarakat Bangkalan.
BACA JUGA:Transformasi Dolly Dari Eks-Lokalisasi Jadi Kampung Batik dan Sentra Kreatif
BACA JUGA:Batik Cap Dolly, Warga Eks Lokalisasi Berkolaborasi dengan PCU, Kreasikan Batik Ramah Lingkungan
”Saat OKOCE (One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship) didirikan oleh Bapak Sandiaga Uno sebagai menteri pariwisata, di situlah kami memiliki ide tongkos ini harus membumi di Bangkalan sebagai salah satu warisan nenek moyang,” ujarnya.
Ide tersebut akhirnya diresmikan Sandiaga Uno yang menetapkan bahwa setiap Rabu pegawai negeri diwajibkan mengenakan tongkos.
Dalam proses pembuatannya, motif batik menjadi elemen utama untuk memperkaya estetika tongkos. Motif-motif itu tidak sekadar pola, tetapi juga menyimpan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Madura. Rimbi menambahkan bahwa tongkos sangat cocok dijadikan cenderamata bagi wisatawan yang berkunjung ke Bangkalan.
BACA JUGA:Khofifah ke Bangkalan, Kunjungi Sentra Produksi Batik Tanjung Bumi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: