Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (5): Merintis Kerja Sama di Suhu Minus Lima
Tim FISIP Universitas Airlangga merintis kerja sama dengan universitas di Jepang di suhu minus lima derajat Celsius.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-
Memang, selama lima hari pelaksanaan ICAS, para akademisi disuguhi konsep confes: memadukan rangkaian konferensi akademik dengan festival seni dan budaya.
Hasilnya, para peserta dapat berdiskusi di kampus Unair serta menikmati sajian seni dan tradisi lokal serta berinteraksi langsung dengan masyarakat Surabaya melalui pertemuan dan di taman, balai RT, dan pinggiran sungai.
Sungguh merupakan pengalaman yang lengkap bagi banyak akademisi, termasuk Naomi. Mengetahui bahwa kami akan berkunjung ke Hokkaido, Profesor Naomi langsung menawarkan untuk bertemu secara langsung.
PERTEMANAN AKADEMIK
Kedekatan dengan Naomi membawa pada hubungan yang semakin erat antara FISIP Unair dan Hokkaido University. Terutama dengan rekan-rekan dosen hubungan internasional. Kerja sama dilakukan dalam bidang riset dan publikasi.
Kunjungan kami ke Hokkaido berusaha mematangkan kerja sama tersebut dan melihat peluang untuk aktivitas-aktivitas lainnya. Selain bertemu Naomi, kami bertemu Profesor Norihiro Naganawa, direktur Slavic-Eurasian Research Center.
Dalam pertemuan, kami berdiskusi mengenai peran sentral Jepang dan Indonesia, terutama dalam menyikapi krisis Ukraina dan Rusia.
Dalam kondisi cuaca menuju minus 5 derajat Celsius, perbincangan menjadi penghangat interaksi kami di salah satu gedung di Hokkaido University yang mulai tertimbun salju.
Waktu menunjuk pukul 4 sore. Kami melihat langit sudah mulai redup saat itu, dan ketika melihat notifikasi di ponsel, dituliskan bahwa matahari akan terbenam 30 menit lagi.
Memang, saat musim dingin, matahari seolah lebih malu untuk bersinar lama di bumi Hokkaido. Namun, perbincangan masih tetap gayeng antara Unair dan Hokkaido University. Dalam diskusi disepakati untuk memulai draf perjanjian kerja sama yang baru antar kedua institusi.
Kami juga menyetujui peluang magang bagi mahasiswa FISIP Unair di Hokkaido University. Juga, peluang bagi dosen-dosen muda fakultas untuk dapat melanjutkan studi dan melakukan riset dis ana.
Selama ini, banyak persepsi bahwa studi ilmu-ilmu sosial kurang mendapat tempat di Jepang. Namun, hal itu diklarifikasi kolega kami di Hokkaido University, kesempatan dan peluang itu tetap ada.
Hanya, sering kali di tingkat pascasarjana terdapat kendala dalam kebutuhan kualifikasi bahasa Jepang. Naomi menyatakan bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang seharusnya menjadi penghambat bagi kerja sama kedua universitas, bahkan kedua negara.
Oleh karena itu, inisiatif-inisiatif yang lebih inklusif dan berbasis jejaring perlu ditingkatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: