Golput

Golput

ILUSTRASI golput alias golongan putih. Kini golput dipelesetkan menjadi golongan penerima uang tunai,-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Koalisi Anies-Ahok dan PDIP membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil dalam politik. Koalisi minyak-air itu terbukti ampuh mengalahkan koalisi partai-partai gemuk yang lamban karena obesitas.

Kekalahan RK-Sus dengan margin 10 persen benar-benar telak dan memalukan. Ada upaya untuk melawan balik untuk menyelamatkan muka. Caranya, menggugat angka golput yang tinggi.

Dalam pilkada Jakarta kali ini, jumlah golput memecahkan rekor selama era reformasi. Hanya 53 persen pemilih yang menggunakan hak pilih. Selebihnya golput.

Kubu RK-Sus akan menggugatnya ke MK. Tapi, kemudian dibatalkan. Mungkin menghindari malu dua kali. Sudah kalah dua digit, keok di MK.

Golput justru menjadi salah satu indikasi bahwa masyarakat makin demokratis. Pada era Orde Baru partisipasi politik dalam pemilu sangat tinggi karena dimobilisasi dan diintimidasi.

Di Amerika Serikat dan Eropa angka golput juga tinggi. Angka golput paling rendah hanya bisa ditemukan di negara-negara otoriter atau negara komunis. Di Korea Utara tingkat partisipasi pemilu bisa 100 persen. Dan, angka golput bisa nol. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: