Tiongkok Tantang Pasar Truk Listrik Dunia
PENGECEKAN SISTEM oleh seorang pekerja Windrose di Suzhou, 18 November 2024.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
BACA JUGA:Duan Yiran dan Lu Yinkai, Dua Seniman Muda yang Menjaga Warisan Budaya Tiongkok di London
Dibandingkan dengan produk asing, jarak tempuh truk listrik Tiongkok masih pendek. Berdasar data Zero-Emission Technology Inventory, jarak tempuh rata-rata truk Tiongkok adalah 250 kilometer. Sedangkan produk AS mencapai 322 kilometer.
Namun, perkembangan teknologi terus dilakukan. Windrose mengklaim truk semi-listrik mereka mampu menempuh hingga 670 kilometer dalam sekali pengisian daya. Di sisi lain, CATL, produsen baterai terkemuka, telah meluncurkan fasilitas penggantian baterai untuk truk. Artinya, baterai yang habis langsung bisa diganti tanpa harus menunggu pengisian daya.
PARA TEKNISI WINDROSE mengecek truk-truk listrik yang akan keluar dari pabriknya di Suzho, Tiongkok.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
“Rantai pasokan kendaraan listrik di Tiongkok adalah keunggulan besar,” ujar Han.
Namun, persaingan geopolitik dapat menjadi tantangan. Uni Eropa dan Amerika Serikat tahun ini menerapkan tarif tinggi pada mobil listrik Tiongkok. Negara Barat menuding Tiongkok ’’curang.’’ Sebab, ada subsidi dari pemerintah sehingga harganya lebih kompetitif. Tetapi, dampaknya dianggap merugikan industri dari Barat.
Memang, saat ini volume penjualan truk listrik jauh lebih kecil dibandingkan mobil listrik. Tetapi, situasi politik yang tidak menentu bisa memicu sanksi serupa terhadap truk listrik Tiogkok.
“Ini bukan waktu yang normal. Dan apa pun yang berasal dari Tiongkok kini menjadi perhatian utama pemerintah AS,” kata Dyer.
Beberapa perusahaan telah mengambil langkah mitigasi. BYD, misalnya, memasarkan truknya sebagai hasil rakitan pekerja serikat di Lancaster, California. Mereka juga mengumumkan rencana membangun pabrik di Meksiko. Plus membangun fasilitas di Hungaria dan Rumania.
Han dari Windrose mengungkapkan bahwa perusahaannya telah menyebarkan operasinya ke berbagai negara. Mereka pun memindahkan kantor utama mereka ke Belgia pada awal tahun ini.
“Kami memahami bahwa setiap pasar besar ingin memiliki rantai pasokan domestik untuk kendaraan listriknya,” kata Han. “Tapi semuanya harus dimulai di Tiongkok. Tidak bisa tidak,’’ tambahnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: