Merawat Ingatan Tragedi Kanjuruhan, Anak Muda Surabaya Gelar Acara Don't Stop Talking About Kanjuruhan

Merawat Ingatan Tragedi Kanjuruhan, Anak Muda Surabaya Gelar Acara Don't Stop Talking About Kanjuruhan

Salah satu pengunjung tengah melihat karya foto mengenai Kanjuruhan, di acara Don't Stop Talking About Kanjuruhan, Selasa 17 Desember 2024-Jelita Sondang/Harian Disway-Jelita Sondang/Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Merespons tragedi Kanjuruhan yang hingga kini belum usai, sekumpulan anak muda di SURABAYA yang tergabung di Kolektif Arek-arek Dewe ini, menggelar acara pameran foto, lapak baca buku dan diskusi yang digelar dari tanggal 17 hingga 18 Desember 2024 di Galgol Kutisari. 

Salah satu yang terlibat, Ringo Ringlet menjelaskan jika acara ini bentuk dukungan kepada korban tragedi Kanjuruhan yang menurutnya adalah tragedi Hak Asasi Manusia (HAM) berat. Selain itu, acara ini juga sebagai bentuk dukungan dari adanya sidang Kanjuruhan yang masih berlangsung dari tanggal 17 sampai 20 Desember 2024 di Pengadilan Negeri Surabaya. 

"Kami juga punya hubungan baik dengan teman-teman di Malang yang mengawal kasus Kanjuruhan tersebut. Jadi acara yang sudah dirancang dari seminggu lalu ini, sebagai bentuk dukungan kami kepada para keluarga korban agar tragedi ini tetap diingat dan tak surut," jelasnya. 

BACA JUGA:73 Korban Tragedi Kanjuruhan Ajukan Restitusi Hingga Rp 17 miliar

BACA JUGA:KontraS Kritisi Minimnya Pemohon dan Termohon di Pengajuan Restitusi Kanjuruhan


Salah satu pengunjung tengah membaca buku di lapak baca buku di acara Don't Stop Talking About Kanjuruhan, Selasa 17 Desember 2024 di Galgol Coffe-Jelita Sondang/Harian Disway-Jelita Sondang/Harian Disway

Dalam acara ini, ia menyebut besok akan mendatangkan perwakilan keluarga korban, Miftahudin Ramli atau Ebes Midun yang juga mencari keadilan di balik tragedi berdarah sepak bola di Malang itu. Dia bersepeda jauh seperti dari Batu hingga Jakarta tersebut, untuk berdiskusi bersama. 

"Di acara ini kita bisa melihat foto-foto dan poster hasil karya teman-teman tentang Kanjuruhan dan akan diakhiri dengan diskusi mengenai kasus Kanjuruhan itu sendiri dengan mendatangkan juga Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang dan Surabaya," sebut Ringo, nama panggilannya.

Lebih lanjut, ia menyebut jika acara seperti ini pernah terselenggara di beberapa kota lain, seperti di Gresik dan Malang dan belum pernah ada di Surabaya. Maka menurutnya, acara yang digelarnya ini adalah pertama kalinya di Surabaya. 

"Sudah dua tahun hingga menuju tiga tahun kasus ini masih berjalan, kita tidak tahu akan sampai mana dan kapan kasus ini bergulir. Maka kita perlu merawat ingatan tragedi Kanjuruhan, agar tidak terlupakan dan menguap seiring waktu," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: