Politik Mehong

Politik Mehong

ILUSTRASI politik mehong. Biaya penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2024 sangat mahal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SILAKAN buka Google, dari carilah kata ”mehong”. Apa yang Anda temukan? Betul. mehong adalah bahasa gaul anak-anak milenial yang berarti mahal.

Istilah itu populer seiring dengan viralnya Cik Mehong. Dia perempuan Tionghoa berusia 52 tahun yang menjual apa saja di TikTok. Dia menjual buah gomu-gomu dengan harga fantastis 5 miliar. Bukan rupiah, melainkan mata uang ”berry” yang dipakai di dunia komik manga One Piece

Cik Mehong juga menjual lokasi kuburan dengan diskon khusus. Diskon diberikan kepada pembeli yang mati duluan. 

BACA JUGA:Pendekar Politik: Gus Ipul dan Cak Imin

BACA JUGA:Wajah Politik Baru: Non vs Darah Biru

Karena cara jualannya yang unik, Cik Mehong menjadi populer di medsos. Nama aslinya, Tjie Nofia Handayani, malah tidak banyak dikenal orang. Istilah mehong pun menjadi kosakata harian yang banyak dipakai milenial.

Politik Indonesia juga mehong. Itulah yang sekarang banyak disuarakan para politikus. Bahkan, Presiden Prabowo Subianto ikut menyuarakan Politik mehong. Biaya penyelenggaraan agenda Politik seperti pemilihan umum sangat mahal. 

Karena itu, ada usul supaya pemilihan langsung diganti menjadi pemilihan melalui DPR atau DPRD. Balik kucing ke era Orde Baru semasa Soeharto. Prabowo kelihatannya setuju dengan usul itu. Sejumlah politikus pun menyatakan kesetujuannya.

BACA JUGA:Politik Akal Sehat

BACA JUGA:Politik Uang

Ahli ilmu politik menyebutnya politik transaksional. Anak milenial lebih suka menyebutnya politik mehong. Esensi demokrasi ”one person one vote” sudah diperjualbelikan. NPWP (nomer piro wani piro). Satu suara ditukar dengan seratus atau dua ratus ribu rupiah.

Pemilu presiden dan pemilu legislatif yang diselenggerakan serentak tahun ini menghabiskan uang pajak rakyat Rp 71 triliun. Uang itu belum termasuk uang beredar secara ilegal untuk vote buying, ’membeli suara’.

Tidak ada hitungan yang standar berapa yang dihabiskan seorang anggota dewan untuk bisa menembus Senayan. Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengaku menghabiskan lebih dari Rp 10 miliar untuk mempertahankan kursinya dari daerah pemilihan Jakarta. 

BACA JUGA:Yatim Politik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: