Jumbo: Sebuah Pesan Cinta

Jumbo: Sebuah Pesan Cinta

Film Jumbo, karya animasi Indonesia yang mampu melanglang buana, menembus 17 negara. -Windy Effendy-

HARIAN DISWAY - Wajah-wajah menggemaskan di posternya sudah mengikat hati. Tidak bisa tidak, film ini harus ditonton. Belum lagi saat Bunga Citra Lestari memperdengarkan original soundtrack Jumbo di media sosial. Semakin jatuh hati.

Dan benar. Film yang sangat memikat. Dari menit pertama, dunia nyata sudah lenyap. Hanya ada dunia Jumbo. Garis-garisnya, warna yang digunakan, suara mereka, semuanya membuat mata melekat. Film ini berbicara soal persahabatan. Kebaikan untuk saling menguatkan. Berbagi peran dan menyelesaikan masalah.

Sesederhana itu. Namun, membuat film ini tidaklah sederhana. Ryan Adriandhy memulainya pada 2020. Kemudian selama 5 tahun, bersama lebih dari 420 kreator Indonesia, film ini mulai diproduksi. Tidak tanggung-tanggung, dalam 7 hari pertama, Jumbo tembus ke 1 juta penonton. 

BACA JUGA:Festival Sinema Kita 2025, Putar Film Dokumenter Road to Resilience


Film Jumbo, tembus 1 juta penonton dalam tujuh hari penayangan di bioskop.-@viinaaputrie-Koleksi pribadi

Pesona Dunia Jumbo 

Tokoh utama Jumbo adalah Don, bocah bertubuh tambun. Karena itulah dia dipanggil “Jumbo”. Tanpa orang tua, Don tinggal bersama neneknya. Sahabat terbaiknya adalah Nurman dan Mae. Satu bocah lagi yang menjadi kunci cerita: Atta. Kisah berputar di sekeliling mereka. 

Don ingin tampil dalam pentas seni kampung. Didukung oleh Nurman dan Mae, Don memutuskan untuk membacakan cerita dari buku yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Dari sana cerita mulai bergulir. Ketidaksukaan Atta atas tampilnya Don, munculnya si hantu cantik bernama Meri, dan konflik lain yang pada akhirnya saling berkaitan. 

Warna-warni Jumbo terasa menambat rasa. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun menikmatinya. Gelembung-gelembung dan pendar-pendar indah menghiasi layar, mengajak penonton—tua atau muda—tersenyum. Tertawa, bahkan. 

BACA JUGA: Sinopsis Mendadak Dangdut 2025, Anya Geraldine Banting Setir Jadi Biduan Dagdut

Detail setiap gambar sangat tajam. Semesta dalam buku cerita Pulau Gelembung milik Don digambarkan sangat berbeda dengan semesta Don, membuat kisah ini semakin menarik. 

Pengisi suaranya pun tidak main-main. Ada Ariel Noah sebagai Ayah Don, Bunga Citra Lestari sebagai Ibu Don. Lalu ada Angga Yunanda sebagai Acil,  Cinta Laura Khiel sebagai ibu Meri, juga Chicco Jerikho sebagai Mbeek si kambing gaul. Namun, mereka beralih wujud di layar. Mereka semua hidup di dunia Jumbo.

Bicara soal soundtrack, suara Prince Poetiray dan Quin Salman (pengisi suara Meri) terdengar menggemaskan dalam lagu Selalu Ada di Nadimu. Ketika terdengar lantunan syahdu Bunga Citra Lestari, haru pun mendesak. Tak tertahankan, air mata meleleh.

Kisah Penuh Pesan

Sejak awal, Ryan sudah memberikan foreshadowing. Ada seseorang—atau sesuatu—mengamati Don dari kejauhan. Dan itu bukan orang biasa. Ketika muncul Meri, hantu kecil yang berasal dari masa lalu, terjawablah sudah. Persahabatan Meri dan Don memberi warna baru dalam cerita. 

Film yang mengusung makna persahabatan selalu akan melekat di hati penontonnya. Sebut saja Laskar Pelangi. Atau bicara film animasi, ada Upin-Ipin. Atau Doraemon yang fenomenal. Demikian pula Jumbo. Tema besar persahabatan yang diberikan terasa sekali dalam setiap bagiannya. Antara Don dan teman-teman dekatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: