26 Desember: Hari Peringatan Tsunami Aceh dan Pelajaran untuk Masa Depan
Seorang wanita meletakkan potret kerabatnya di Taman Memorial Tsunami Ban Nam Khem di provinsi Phang Nga, Thailand selatan, pada 26 Desember 2024. Upacara emosional dimulai di seluruh Asia pada tanggal tersebut untuk mengenang 220.000 orang yang tewas dua-Lillian SUWANRUMPHA/AFP-
Tsunami ini mengingatkan dunia akan betapa cepatnya bencana alam dapat menghancurkan segalanya.
Menurut EM-DAT, database bencana global, total terdapat 226.408 orang tewas akibat tsunami ini.
Tanpa adanya peringatan yang memadai, banyak yang tidak memiliki waktu untuk evakuasi meski ada jeda waktu beberapa jam di antara gelombang yang menerjang benua yang berbeda.
Indonesia mencatat jumlah kematian tertinggi, dengan lebih dari 160.000 orang tewas di sepanjang pantai baratnya.
"Saya berharap kita tidak akan pernah mengalami hal itu lagi," kata Nilawati, seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun yang kehilangan putra dan ibunya dalam tragedi tersebut.
BACA JUGA:Tari Tsunami Aceh Antar SMA Labschool Kebayoran Juarai Festival Musik dan Seni di Bulgaria
BACA JUGA:Warga Resah Pulau Tagulandang Akan Tenggelam Ditelan Tsunami, Ini Jawaban Kepala BNPB
"Rasanya seperti baru terjadi kemarin. Setiap kali saya diingatkan, rasanya seperti semua darah mengalir keluar dari tubuh saya."
Di Sri Lanka, lebih dari 35.000 orang tewas. Para penyintas dan kerabat berkumpul untuk mengenang sekitar 1.000 korban yang tewas ketika gelombang menghancurkan kereta penumpang.
Mereka akan menaiki Ocean Queen Express yang telah dipulihkan menuju Peraliya — lokasi di mana kereta tersebut terlepas dari rel, sekitar 90 kilometer selatan Colombo.
Sebuah upacara keagamaan singkat juga diadakan di sana, baik Buddha, Hindu, Kristiani, dan Muslim. Semua agama mengenang korban di seluruh negara pulau tersebut.
Sementara itu, di Thailand, terdapat setengah dari lebih 5.000 korban tewas adalah wisatawan asing. Di sebuah hotel di provinsi Phang Nga, akan diadakan pameran tsunami, pemutaran film dokumenter, dan pengenalan oleh badan pemerintah serta PBB tentang kesiapsiagaan bencana.
Tak hanya Thailand, hampir 300 orang tewas hingga sejauh Somalia, lebih dari 100 di Maladewa, serta puluhan di Malaysia dan Myanmar.
"Anak-anak saya, istri, ayah, ibu, semua saudara saya swept away," kata Baharuddin Zainun, seorang penyintas dan nelayan berusia 70 tahun.
"Tragedi yang sama dirasakan oleh orang lain juga. Kami merasakan perasaan yang sama," katanya lagi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: