Mengenang Tsunami Aceh 2004, Titik Damai Indonesia dan GAM

Mengenang Tsunami Aceh 2004, Titik Damai Indonesia dan GAM

Muharram Idris, mantan komandan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menunjukkan foto dirinya di Pekan Bada, dekat Banda Aceh, provinsi Aceh, Indonesia. Muharram, yang pernah memimpin 3.000 pasukan untuk melawan tentara Indonesia dalam perjuangan separatis di Aceh--AFP

Mantan pemberontak masih mendominasi politik lokal, sementara pemerintah pusat sering memperlakukan Aceh seperti provinsi lainnya.

Aceh juga menjadi satu-satunya provinsi yang menerapkan hukum syariat Islam secara ketat, yang mendapat kritik dari kelompok hak asasi manusia karena hukuman seperti cambuk bagi pelanggaran moral.

Bagi sebagian masyarakat Aceh, pelaksanaan perjanjian damai dianggap belum sepenuhnya memenuhi harapan. Pengadilan hak asasi manusia yang dijanjikan belum dibentuk, dan program reintegrasi dinilai tidak berjalan dengan baik.

"Orang Aceh belum benar-benar merasakan manfaatnya... bahkan teman-teman saya masih banyak yang kelaparan dan tidak punya pekerjaan," keluh Afrizal.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa tsunami 20 tahun lalu memainkan peran penting dalam mengakhiri konflik berdarah yang berkepanjangan.

"Perang itu mungkin masih berlanjut," kata Muharram. "Tapi kami percaya tsunami adalah cara Allah mengatur situasi ini." (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: