Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (6-Habis): Mencintai seperti Kristus Mencintai

Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (6-Habis): Mencintai seperti Kristus Mencintai

Kunjungan ke Biara Trappist Penggadungan, di Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat.-Instagram Romo Didik-

Poin selanjutnya yakni sakramentalitas gereja di tengah dunia. Ia ingin gereja Katolik menjadi tanda dan sarana “shalom” bagi masyarakat. “Poin inilah yang nanti fokus tentang lintas agama dan budaya,” katanya lagi.

Terakhir, Romo Didik tetap menjalankan program yang dibuat oleh uskup sebelumnya: mendiang Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. Sebab, program itu sudah dirancang hingga 2030.

BACA JUGA:Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (4): Terjaring Melalui Penyaringan Bertingkat dan Rahasia

“Dua tahun ke depan ini, fokus penguatan paroki berbasis pada kelompok-kelompok kecil di lingkungan. Supaya paroki menjadi matang. Beberapa tahun setelah itu sampai 2030, fokusnya hidup bermasyarakat,” ungkap Romo Didik.

“Itu semua menjadi hal yang sangat sentral untuk menjadi misi saya ke depan,” tambahnya lagi.

Romo Didik ingin gereja Katolik bisa menjadi pioner pelayanan di tengah masyarakat. Lalu memiliki keberanian untuk bersaksi di tengah masyarakat, menjadi pejuang persaudaraan sejati lintas iman. Juga menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.

“Itu kan akan bertepatan pada pemilu 2029 nanti,” ungkap mantan Direktur Yayasan Lembaga Karya Dharma (YLKD) itu.

BACA JUGA:Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (5): Merasa Belum Penuhi ’’Syarat’’ Jadi Uskup

Sehingga, Romo Didik harus mencari orang-orang yang tepat untuk mendukung dirinya merealisasikan lima program itu.

“Kesibukan saya saat ini untuk mencari orang-orang itu. Nanti mereka semua akan diumumkan setelah penahbisan pada 23 Januari 2025,” ucapnya.

Lima poin itu pun saat ini sudah ia paparkan ke beberapa perguruan tinggi.

“Saya sudah paparkan ke beberapa pertemuan. Pastinya program itu akan ditunjang oleh fakultas filsafat Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya,” ucapnya.

Tetapi, di balik itu semua, Romo Didik tidak ingin mengubah kepribadiannya.

BACA JUGA:Pesan Natal Paus Fransiskus, Seruan Doa dan Harapan Damai bagi Dunia

Ia ingin tetap dikenal sebagai Romo Didik yang sangat dekat dan selalu dicintai warga gereja Katolik. Serta masyarakat lintas iman lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: