Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (4): Terjaring Melalui Penyaringan Bertingkat dan Rahasia

Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (4): Terjaring Melalui Penyaringan Bertingkat dan Rahasia

Uskup terpilih Romo Agustinus Tri Budi Nugroho ketika diwawancarai Harian Disway, 19 Desember 2024-Angelita Ariko Pinkan-

Gereja Katolik punya cara sendiri untuk memilih uskup. Prosesnya sangat tertutup. Melibatkan penyaringan selama bertahun-tahun dan bertingkat. Dan nama Agustinus Tri Budi Utomo terpilih lewat proses itu.

TIGA tahun sekali, uskup yang menjabat pasti memilih tiga nama romo untuk direkomendasikan sebagai uskup penerus. Nama-nama itu lantas dikirim ke Vatikan. Selanjutnya didoakan dan disimpan tanpa dibaca.

Itu harus dilakukan oleh seorang uskup, dimulai pada tiga tahun pertama menjabat. Itu pula yang dilakukan mendiang Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono, Uskup Surabaya periode 2007-2023. Pemuka agama yang ditahbiskan menjadi imam pada 21 Januari 1982 tersebut rutin mengirim tiga rekomendasi nama kepada Takhta Suci.

Tidak ada yang tahu, siapa saja para imam yang direkomendasikan oleh Mgr Sutikno. Barulah ketika uskup meninggal, nama yang ada di dalam rekomendasi tersebut akan dibuka. Dan langsung dihubungi oleh Vatikan. Satu per satu.

“Kami sendiri tidak mengetahui siapa saja yang namanya ditulis. Hanya uskup dan Tuhan yang mengetahui itu,” kata Romo Agustinus Tri Budi Utomo kepada Harian Disway, Kamis 19 Desember 2024.

BACA JUGA : Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (1): Saat Remaja, Menjauh dari Agama

Nama yang direkomendasikan itu tidak lantas diangkat jadi uskup. Oleh Vatikan, mereka kembali diminta merekomendasikan nama imam yang dinilai pantas menjadi uskup. ’’Saya juga merekomendasikan dua sampai tiga nama romo lain. Juga ada 15 pertanyaan tentang alasan saya merekomendasikan imam tersebut,” kata Romo Didik, sapaannya.

Pertanyaan itu seputar kualitas moral, kepribadian, sejarah hidup, kiprahnya secara pastoral, sampai kiprahnya di tengah masyarakat. “Sehingga ada terkumpul ratusan nama. Karena, rekomendasi pastor itu tidak hanya dari keuskupan Surabaya saja. Tetapi, dari keuskupan lain,” kata mantan anggota dewan pastoral Keuskupan Surabaya itu.


Kedekatan Romo Didik dengan berbagai kalangan umat sudah terjalin sejak ia menempuh pendidikan calon imam-Dokumen Romo Didik untuk Harian Disway-

Nama-nama dari rekomendasi bertingkat dan berantai itu kemudian disaring. Dipilih tiga imam yang mendapatkan rekomendasi terbanyak. Tiga orang itu kemudian akan menjalani proses yang sama. Yakni, rekomendasi tiga nama plus 15 pertanyaan.

“Prosesnya tidak menentu. Saya kemarin satu tahun dua bulan. Kalau uskup sebelumnya malah empat tahun. Saya ini tergolong paling cepat proses pemilihan uskupnya. Walau ada juga yang lebih cepat dari saya. Tidak sampai satu tahun,” kata mantan Vikaris Keuskupan Surabaya Region IV tersebut.

BACA JUGA : Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (2): Pendakian yang Ubah Hidup

Dari situlah akan terlihat nama calon uskup. Yang pastinya selalu mendapatkan rekomendasi. Juga berkualitas dalam karya dan hidup rohani.

Sistem demokrasi seperti itu digunakan gereja Katolik untuk menghindari perpecahan di dalam gereja. Sebab, kalau pemilihan dilakukan secara terbuka, muncul tim sukses. Akhirnya, potensi perpecahan dalam umat akan terjadi.

Siapa yang kemudian terpilih? Tidak ada yang mengetahui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: