Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (5): Merasa Belum Penuhi ’’Syarat’’ Jadi Uskup

Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (5): Merasa Belum Penuhi ’’Syarat’’ Jadi Uskup

Romo Didik tak segan menggandeng biarawati sepuh dalam sebuah kunjungan.-Instagram Romo Didik-

Romo Agustinus Tri Budi Utomo memang tak bisa mengelak dari tugas. Melalui para pastor dan petinggi Takhta Suci, Tuhan sudah menunjuk Romo Didik, sapaannya, untuk memimpin keuskupan Surabaya. Meskipun, Romo Didik masih merasakan ’’anomali’’. Mengapa?

INFORMASI yang disampaikan Sekretaris Kedutaan Vatikan Pastor Michael Andrew Pawlowicz memang membuat Romo Didik lemas. Diam seribu kata. Tak tahu harus bereaksi apa setelah mendengar bahwa Paus Fransiskus menugaskannya memimpin Keuskupan Surabaya.

“Kenapa harus saya yang dipilih menjadi uskup?” Batin Romo Didik bertanya-tanya.

Sebab, ia merasa “belum pantas” mengemban tugas sebagai uskup. Masih belum memenuhi “syarat-syarat.” Karena itu, Romo Didik merasa penunjukannya adalah sesuatu yang “tidak biasanya.”

Memang, tidak ada syarat administratif atau akademis yang harus dipenuhi seorang calon uskup. Tetapi, biasanya, seorang uskup sudah menempuh pendidikan doktor. Atau pernah menjadi rektor sebuah seminari. Sekali lagi, itu bukan syarat. Tetapi, calon uskup biasanya sudah memenuhi kualifikasi tersebut.

BACA JUGA: Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (1): Saat Remaja, Menjauh dari Agama

Romo Didik sendiri lulusan S-2 Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang. Juga tidak pernah jadi rektor seminari. “Tidak pernah tugas di seminari,” ungkap mantan pastor di Paroki St Maria Annuntiata Sidoarjo tersebut.

Pertanyaan itu pun langsung ia sampaikan kepada Romo Michael. Tetapi, Romo Michael tidak mau menjawab. Menurutnya, hanya Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo yang bisa. “Romo Michael langsung menghubungi Mgr Pioppo di Roma,’’ cerita Romo Didik.

Dan ternyata, jawaban Mgr Pioppo adalah: Vatikan lebih mengetahui siapa kamu daripada dirimu sendiri. ’’Semua informasi tentang saya kan sudah ada di sana (Vatikan, Red),” katanya lagi.


Romo Didik (belakang, tiga kiri) berfoto bersama putra-putri altar sebelum mengadakan misa.-Romo Didik untuk Harian Disway-

Tidak banyak perbincangan yang terjadi antara Romo Didik dan Mgr Piero. Pertanyaan belum terjawab gamblang. Romo Michael pun meminta Romo Didik untuk ke Kapel Kedua Belas Rasul di Nunsiatur Apostolik untuk Indonesia.

BACA JUGA: Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (2): Pendakian yang Ubah Hidup

Romo Didik harus berdoa. Agar, jawaban atas penugasan menjadi uskup datang dari hati nuraninya. Bebas. Tidak akan menyalahkan siapapun. Tidak akan mencari sebab apa pun. Sehingga, jawaban atas penugasan itu hanya satu: iya!

“Saya sempat bertanya lagi. Kalau seandainya hati nurani saya menjawab tidak, bagaimana? Jawabannya menurut saya luar biasa. Beliau (Romo Michael, Red) katakan, ’Tetap berada di kapel sampai ada jawaban iya,’,” ucap mantan dosen Universitas Airlangga itu.

Sekitar satu jam Romo Didik berdoa di kapel itu untuk berdoa. Seusai berdoa, ia berbalik badan. Betapa kagetnya, ternyata Romo Michael menemani di belakangnya.

Tetapi pikiran Romo Didik masih kacau balau. Pria yang sempat menjabat sebagai pastor kepala Paroki St Carolus Borromeus Tembelina Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat, pada 2003 itu langsung dibawa ke suatu ruangan.

BACA JUGA: Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (3): Ingin Ahli Nuklir, Malah Jadi Pastor

Kosong. Hanya ada satu meja besar yang dibalut taplak putih. Beserta beberapa kursi di sekitar meja itu. Di atas meja tersebut ada dua kertas putih. Satu kertas ada tulisan-tulisan. Satunya lagi kosong.

Kertas dengan tulisan itu berisi pertanyaan dan contoh-contoh jawaban. Plus kalimat yang merangsang otak agar bisa berpikir. Sehingga, seseorang bisa menuliskan sesuatu di kertas kosong yang ada di sampingnya.

Sebab, pada dasarnya, siapapun yang ditunjuk menjadi uskup, akan mengalami kondisi yang sama dengan Romo Didik. Blank. Tidak bisa berpikir apapun. Akhirnya, Romo Didik membaca tulisan pada kertas tersebut. 

“Saya setelah membaca tulisan itu, saya diminta untuk menuliskan sesuatu kepada Paus Fransiskus. Pada intinya, saya menerima perutusan sebagai uskup di Keuskupan Surabaya. Tanda tangan basah. Harus tulisan tangan,” ungkapnya.

BACA JUGA: Mengenal Agustinus Tri Budi Utomo, Pemimpin Baru Keuskupan Surabaya (4): Terjaring Melalui Penyaringan Bertingkat dan Rahasia

Setelah itu, Romo Didik diminta mencari tanggal yang tepat untuk mengumumkan kepada masyarakat Katolik tentang keputusan uskup terpilih. Romo Didik pun memilih 29 Oktober 2024 sebagai tanggal pengumumannya.

“Permintaan itu disetujui. Tanggal pengumuman itu langsung dikabarkan ke Roma. Karena pengumuman uskup di katedralharus di jam yang sama dengan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Pengumuman di sana jam 12 siang. Di Surabaya harus jam 6 sore,” bebernya.


Keakraban Romo Didik bersama muda-mudi Katolik setelah mereka mengikuti misa.-Instagram Romo Didik-

“Tidak boleh dimajukan. Tidak boleh juga telat. Karena itu, misa-nya harus disesuaikan. Supaya jam 6 bisa diumumkan. Karena kita beda enam jam. Tapi, itu semua belum ada yang tahu. Romo administrator juga baru diberitahu satu hari sebelumnya,” tambahnya.

Romo Michael juga memberi petunjuk agar mengumpulkan semua romo dan jemaat. Tanpa merilis nama. Hanya boleh ada tulisan: misa syukur pengumuman uskup terpilih Keuskupan Surabaya.

BACA JUGA: Profil Uskup Baru Surabaya RD Agustinus Tri Budi Utomo, Ternyata Aktif di Dunia Pendidikan!

Setelah itu, romo se-Indonesia baru diberitahu pada 29 November pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Sampai sebelum pengumuman, pertanyaan di batin Romo Didik belum juga terjawabkan. Menurutnya, ia adalah uskup anomali karena banyak hal yang belum terpenuhi.

Romo Didik pun kembali bertanya kepada Romo Michael. Sampai akhirnya, jawaban pasti pun ia dapatkan. Ternyata, lebih dari 80 persen romo yang namanya tercatat di Vatikan menyebut nama Romo Didik. Sehingga, Paus Fransiskus menetapkan pilihan kepadanya.

Selain itu, romo-romo yang menyebut namanya juga membeberkan bahwa Romo Didik mencintai dan dicintai umat di Keuskupan Surabaya. “Itu alasan yang diberikan saat wawancara dengan 15 pertanyaan kepada romo-romo,” ucapnya.

Pengumuman dan misa itu disiarkan secara online. Nah, sebelum pengumuman, sudah banyak spekulasi yang muncul terkait siapa uskup yang dipilih Paus Fransiskus. Ada beberapa nama yang sempat diperbincangkan. Mereka tentu sudah memiliki kualifikasi yang mumpuni.

“Di kolom komentar YouTube juga ramai ketika itu. Saya masuk juga dalam pembicaraan itu. Ada yang bilang, pendidikan saya belum mencukupi syarat untuk menjadi uskup. Tapi saya diam saja,” ungkapnya. (Michael Fredy Yacob)

Membangun Visi dan Misi demi Keuskupan, baca besok… (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: