Kurangi Potensi Bencana Alam di Jawa Timur, Penyemaian Awan Masih Dilakukan Sampai Januari
Proses menaikkan garam ke atas pesawat di bandara Internasional Juanda, Senin 30 Desember 2024-Michael Fredy Yacob-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tim gabungan BNPB, BMKG, dan PT Smart Cakrawala Aviation langsung bergerak ketika melihat awan Cumulus Congestus. Yakni awan yang menyebabkan hujan deras.
Awan itu bergerak masuk ke Jatim di radar BMKG. Mereka mempersiapkan pesawat Cessna Caravan 208B nomor registrasi PK-SNN.
Pesawat itu membawa tim yang berjumlah enam orang untuk melakukan penyemaian awan yang berpotensi membuat hujan deras di Jawa Timur. Tim itu terdiri dari dua pilot: Ignatius Amardio K dan Algris Tiarna.
Lalu ada flight scientist: Artika dan Eka Sartika Nugraha. Serta dua orang lainnya sebagai penabur garam. Dalam radar itu, awan yang biasanya ada di ketinggian enam ribu meter di atas permukaan laut itu akan memasuki daerah Tuban dan Lamongan.
BACA JUGA: Potensi Cuaca Ekstrem Meningkat, BMKG Bagikan Prediksi Cuaca Sepekan Kedepan
Tim itu pun langsung menghubungi tower penerbangan untuk bisa mendapatkan jadwal penerbangan dari bandara Internasional Juanda. Tepat pukul 18.00, mereka melakukan take-off. Sebanyak satu ton garam dapur (NaCl) mereka bawa.
Itu merupakan penerbangan ke 37 selama operasi modifikasi cuaca (OMC) dilakukan di Jatim. Penerbangan itu dilakukan sekitar dua jam. Hingga saat ini, total 84 jam 40 menit penerbangan sudah tim itu lakukan. Dengan total 35 ton garam yang ditaburkan.
Koordinator Lapangan OMC Jatim Artika menyebut bahwa operasi penyemaian itu dilakukan tidak menentu. Mereka hanya bergantung pada informasi yang disampaikan oleh BMKG terkait pergerakan awan.
BACA JUGA: Imbas Cuaca Buruk, Harga Cabai di Jatim Naik Sampai 80 Ribu Per Kilo
“Jadi, kalau kita melihat ada potensi awan Cumulus Congestus memasuki Jatim, kami langsung bergerak untuk melakukan penyemaian,” katanyi, saat ditemui Harian Disway, di posko OMC, di Base Ops Lanudal Juanda, Senin 30 Desember 2024.
Dia mengaku pada hari itu, baru dua kali dilakukan penyemaian. Walau dalam sehari, tim OMC itu memiliki slot penerbangan sebanyak enam kali. “Jadi, kami setiap hari memberikan jadwal saja ke AirNav. Tapi, belum tentu kami gunakan semua,” bebernyi.
Bahkan mereka pernah tidak melakukan penyemaian sama sekali. Karena mereka tidak melihat adanya awan Cumulus yang masuk ke Jatim. “Kalau awannya tumbuh di atas darat, kami hanya menyemai menggunakan kapur. Tetapi hal itu baru dua kali kami lakukan,” tambahnya.
Dalam melakukan operasi itu, mereka tidak menyiapkan banyak garam dan kapur. Hanya sesuai kebutuhan saja. Saat ini, tim OMC juga masih memiliki 16 ton garam dan tiga ton kapur. “Stok itu bisa kami gunakan dalam dua sampai tiga hari,” bebernya.
BACA JUGA: Tinjau Penyeberangan Banten-Lampung, Wamenhub Minta Waspadai Cuaca Buruk Selat Sunda Selama Nataru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: