Harga Sejumlah Bahan Pokok di Jatim Masih Tinggi, Pedagang Sebut Bukan Dampak Kenaikan PPN 12 Persen

Harga Sejumlah Bahan Pokok di Jatim Masih Tinggi, Pedagang Sebut Bukan Dampak Kenaikan PPN 12 Persen

Khofifah saat ditemui Harian Disway di Pasar Genteng, Kamis 2 Januari 2024.-Michael Fredy Yacob-

Ia menjelaskan, harga bawang putih cenderung stabil. Sebab, ia mengungkapkan, bawang putih yang ia jual adalah bawang impor. Sehingga stok barangnya selalu ada.

“Faktor cuaca juga yang mempengaruhi terjadinya kenaikan harga bahan pokok ini. Ditambah libur nataru. Sehingga distribusinya terhambat,” bebernya.

BACA JUGA: Awas Inflasi Tinggi, Harga Cabai dan Gula Melambung Jelang Nataru

Sementara untuk bawang merah, Parno mengaku dirinya mengambil dari Nganjuk. Bawang merah di sana kualitasnya terbaik. Dijual Rp40 ribu per kilogram. “Hanya bawang putih dan jahe yang impor. Sisanya produk lokal di sini. Kondisi alam saat ini buat semua produk kualitasnya berkurang,” katanya lagi.

Kenaikan Harga Picu Inflasi di Jatim

Kondisi harga bahan pokok selama libur nataru itu ternyata berdampak pada inflasi 2024. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim inflasi tahun lalu sebesar 1,51 persen. Masih di bawah target pemerintah sebesar 2,5 persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli mengatakan, dari 11 kota yang dihitung dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi tahunan tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,97 persen. Sementara Bojonegoro mencatat inflasi terendah sebesar 1,14 persen.

Secara bulanan, inflasi Jawa Timur pada Desember 2024 mencapai 0,46 persen. Sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,44 persen.

BACA JUGA: Libur Nataru Rampung, Terminal Purabaya dan Stasiun KAI Daop 8 Surabaya Mulai Dipadati Penumpang Arus Balik

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, menjadi penyumbang utama inflasi bulanan dengan andil 0,40 persen. Bojonegoro mencatat inflasi bulanan tertinggi pada Desember sebesar 0,58%. Sedangkan Probolinggo terendah dengan 0,28 persen,” ungkap Zulkipli.

Komoditas seperti cabai merah dan cabai rawit menjadi pemicu utama inflasi bulan Desember, dengan kenaikan masing-masing sebesar 61,33 persen dan 20,01 persen.

Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menjelaskan, kenaikan harga itu faktor dari Nataru. Permintaan natal dan tahun baru kemarin mengalami peningkatan. Inflasi juga mengalami kenaikan sedikit. “Tetapi masih dalam kewajaran,” ucapnya.

Ia pun sudah berdiskusi dengan dinas perindustrian dan perdagangan Jatim terkait langkah yang akan diambil untuk menurunkan kembali harga komoditas di pasar. Kami juga nanti akan turun langsung ke lapangan untuk melihat harga bahan pokok di pasar,” kata mantan sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov) Jatim itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: