Raja Konoha, Raja Copet

Raja Konoha, Raja Copet

Ilustrasi by Gusti--

Ini indikasi bahwa Raja Konaha mengalami sesat pikir, logical fallacy, akut. Pun pula para abdi dalem dan para penyembah sang raja. Argumen harus dijawab dengan argumen. Bukan dengan ‘’ad hominem’’ menyerang pribadi atau institusi lawannya.

Alih-alih memberikan bukti dan argumen bahwa dirinya tidak korup, Raja Konaha melakukan serangan terhadap institusi OCCRP. Ia menyebutnya bagian dari konspirasi internasional untuk melakukan framing jahat terhadapnya.

Raja Konaha berusaha melakukan ‘’labelling’’, penjulukan, bahwa NGO (Non-Government Organization) internasional adalah lembaga yang suka melakukan konspirasi untuk mendiskreditkan raja-raja di negara ketiga.

OCCRP bukan organisasi kaleng-kaleng yang dengan gampang melakukan framing jahat. Organisasi ini punya kredibilitas tinggi sebagai organisasi jurnalis senior yang sangat berpengalaman dalam melakukan investigasi korupsi para pemimpin dunia.

Organisasi ini ikut menjadi bagian dari proyek investigasi internasional terhadap ratusan pemimpin dan tokoh dunia yang menyimpan kekayaannya di Panama melalui skema ilegal. 

Laporan investigasi itu dipublikasikan ke seluruh dunia sebagai ‘’The Panama Paper’’. Laporan ini berhasil membawa perubahan besar dalam pemberantasan korupsi di beberapa negara di dunia. Beberapa politisi dan menteri Konoha juga masuk dalam daftar The Panama Paper.

Hasil investigasi Panama Paper memenangkan Hadiah Pulitzer pada 2017, penghargaan jurnalistik tertinggi di Amerika Serikat. Ini bukti bahwa OCCRP bukan NGO tukang framing jahat.

Indeks persepsi korupsi di Negeri Konoha merosot dari tahun ke tahun. Lebih-lebih dalam 10 tahun terakhir. Pemberantasan korupsi anjlok ke titik nadir. Korupsi terjadi secara sistemik dan terstruktur.

Ikan membusuk dari kepala. Begitu kata pepatah. Sekarang ketahuan mengapa korupsi di Negeri Konoha membusuk. Ternyata, pusatnya ada di Istana. (*)

 

 

*) Penulis: Ketua Dewan Pakar PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat, dan pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo, Surabaya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: