Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, OMC Dihentikan
PETUGAS menyiapkan garam untuk penyemaian awan Cumulus Congestus dalam operasi modifikasi cuaca, 30 Desember 2024.-Michael Fredy Yacob-
HARIAN DISWAY - Operasi modifikasi cuaca (OMC) dihentikan. Terakhir dilakukan 31 Desember 2024. Walau, permintaan Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, operasi itu dilakukan hingga 10 Januari 2024. Artinya, masih ada tersisa 10 hari lagi operasi itu seharusnya dilakukan.
Supervisi OMC BMKG Faisal Sunarto mengatakan, hingga saat ini, sudah tidak ada lagi aktifitas penyemaian awan Cumulus Congestus. Yakni awan yang menyebabkan hujan deras. “Sudah tidak ada mas,” katanya kepada Harian Disway, Sabtu, 4 Januari 2025.
Ia mengungkapkan, total selama OMC dilakukan, sebanyak 39 ton bahan semai digunakan. Di antaranya: 37 ton garam garam dapur (NaCl) dan dua ton kapur. Dilakukan sebanyak 39 kali penerbangan untuk penyemaian.
Ia mengaku, pemberhentian operasi itu berdasarkan perintah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebab, dalam melaksanakan operasi itu, mereka sepenuhnya menggunakan anggaran BNPB.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Pengaruhi Libur Akhir Tahun, Wisata Sepi, Harga Pangan Naik
BACA JUGA:Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Siagakan 250 Personel di 24 Titik Pos Pantau Pesisir Surabaya
Walaupun, berdasarkan ramalan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur dalam 10 hari ke depan masih mengalami cuaca ekstrem. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang akan melanda sejumlah wilayah di Jatim. Salah satunya Surabaya.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Taufiq Hermawan mengatakan, timnya memprediksi cuaca ekstrem dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi. Seperti hujan lebat, banjir, petir, puting beliung, hingga hujan es.
“Dalam 10 hari ke depan, masih akan seperti ini (kondisi cuaca). Curah hujan tinggi. Angin kencang dan beberapa potensi bencana hidrometeorologi lainnya. Semua itu masih dimungkinkan,” kata Taufiq.
Durasi hujan yang akan terjadi di Surabaya dalam beberapa hari ke depan juga tak menentu. Tergantung dari pertumbuhan awan. Karena itu, ia meminta kepada warga Jatim untuk lebih waspada saat bepergian keluar rumah. Apalagi saat siang menjelang sore hari.
BACA JUGA:Cara Terminal Teluk Lamong Hadapi Cuaca Ekstrem di Libur Nataru
“Jadi Desember, Januari, dan Februari adalah puncak musim hujan. Desember sudah kita lewati. Januari akan kita jalani dan nantinya hingga Februari. Peringatan dini cuaca ekstrim masih terus akan kami update,” bebernya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, timnya masih terus bersiaga di lima pos yang telah mereka bangun. Sehingga, ketika nanti ada bencana, tim BPBD Jatim sigap untuk penanganan bencana tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: