Shin Tae-yong (STY) Dipecat PSSI: Semua tentang Kepentingan

Shin Tae-yong (STY) Dipecat PSSI: Semua tentang Kepentingan

ILUSTRASI Shin Tae-yong (STY) dipecat PSSI: Semua tentang kepentingan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MESKI tidak pernah menjadi wartawan bola dan hanya mantan pemain cadangan dengan posisi striker di PS Askring (Asal Kringetan) Jawa Pos, gatal juga tangan untuk tidak menulis tentang berita paling viral hari ini: PSSI Pecat Shin Tae-yong

Sedemikian burukkah kinerja Shin Tae-yong (STY) sehingga harus diberhentikan di tengah jalan dari kontrak yang seharusnya selesai hingga 2027? 

Sebagai pencinta bola, pencinta timnas Indonesia, saya kaget juga membaca berita STY akhirnya out. Meski selentingan akan didepaknya pelatih asal Korea Selatan (Korsel) itu sudah santer terdengar sejak Indonesia kalah oleh RRT 1-2 pada game away Kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga, tetap saja kabar tersebut mengagetkan. 

BACA JUGA:Anak STY Ngamuk Ayahnya Dipecat PSSI: Kalian Akan Menyesal!

BACA JUGA:PSSI Sebut Kantongi 3 Calon Pengganti STY, Pelatih Baru Diumumkan 12 Januari!

Mengapa tidak menunggu setelah selesai Kualifikasi Piala Dunia? Pikiran awam kita, lolos Piala Dunia, STY stay. Gagal lolos, STY out.  

Sebagai awam, kita tidak tahu dinamika apa yang terjadi di tubuh PSSI atau timnas kita. Tidak bisa menduga-duga. Kita hanya tahu satu point of view: di tangan STY, prestasi timnas Indonesia membaik. 

Peringkat FIFA naik, mencatat beberapa rekor baru di tingkat Asia, dan tertinggi lolos hingga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Memang STY belum pernah membawa pulang gelar juara, belum ada piala. Termasuk saat Piala AFF lalu, STY menurunkan mayoritas pemain lokal U-22 sehingga Indonesia gagal melewati babak penyisihan. 

BACA JUGA:Shin Tae-yong Bakal Diganti Pelatih Asal Belanda, Datang 12 Januari!

BACA JUGA:Alasan PSSI Pecat Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia, Gegara Kalah Lawan Tiongkok!

Jika bicara piala, kita tahu timnas Belanda hebat. Namun, Belanda tidak pernah meraih gelar juara Piala Dunia, bahkan sering tidak lolos Piala Dunia. Tapi, kita tidak pernah mengatakan timnas Belanda buruk, bukan? 

Di luar urusan prestasi, di bawah asuhan STY, permainan timnas Indonesia enak ditonton. Setiap timnas main di Gelora Bung Karno (GBK), jika tidak ada agenda, saya usahakan nonton langsung di stadion. 

Kalaupun nonton di TV, tetap bisa saya nikmati. Saat nonton di TV, saya sudah jarang mendengar para komentator bola mengeluarkan ungkapan seperti: salah umpan, terlalu jauh, terlalu tinggi di atas mistar, sayang sekali, kontrol yang kurang sempurna, dan ekspresi kecewa lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: