Cerita Diaspora oleh Mohammad Rozi (5): Melihat Islam di Perry Barr

Yang menarik, meskipun berbeda mahzab, saya tidak merasakan adanya ketegangan di antara dua masjid. Bahkan kerap kali, ketika saya salat di Al Falah, saya melihat mereka yang biasa saya lihat di masjid sebelah. Demikian pula sebaliknya. Saya melihat perbedaan mahzab di sini bukan persoalan besar. 

Kami sendiri sekarang tinggal di kawasan Greatbarr. Banyak juga muslimnya. Letaknya kami hanya jalan 4 menit ke masjid Greatbarr Muslim Fondation (GBMF). Masjid ini berdiri pada 2018. Bekas kantor polisi. Komunitas muslim Bangladesh yang menginisiasi untuk membelinya. Kini kegiatannya semakin bertumbuh. Mulai madrasah untuk anak-anak belajar Al-Qur’an hingga belajar bahasa Arab praktis.

BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Marisa Tania (4): Beyond the Runway; Cerita dari San Francisco

Salah satu masjid yang paling aktif adalah Greenlane Masjid di kawasan Smallheath. Komunitas mayoritasnya orang Somalia dan Sudan. Syaikh di masjid ini mendeklarasikan bermahzab Hambali. Kegiatannya sangat banyak. Selain kajian-kajian keislaman, ada kegiatan kepramukaan (scouting), kick boxing, budding believer (buat anak-anak), dan lain-lain.

Salah satu program yang paling aktif kami ikuti adalah Al Isnad. Dilaksanakan sekali sebulan dalam dua hari secara full day, Sabtu dan Ahad. Di sini Syaikh Ahsan Hanif membahas kitab-kitab klasik sampai selesai. Di antaranya adalah kitab-kitab Imam Bukhari, Imam An Nasai, Imam Muslim, dan lain-lain. 

Bagi kami, ini semua adalah anugerah dari Allah. Di luar persangkaan kami, di negeri Inggris, kami justru punya kesempatan belajar keislaman lebih banyak dan mendalam. Suatu kesempatan yang belum tentu kami alami seperti ketika masih tinggal di Indonesia. (*)

*) Alumni Pascasarjana UGM, Site Supervisor at King Edward Private School of Birmingham, tinggal di Birmingham, UK

Mohammad Rozi--

Sumber: