Generasi Milenial dan Masa Depan Tradisi Keboan Aliyan

Generasi Milenial dan Masa Depan Tradisi Keboan Aliyan

Tradisi yang menarik untuk diamati adalah Keboan Aliyan di Banyuwangi yang menjadi sebuah ritual kuno yang sarat makna dan nilai budaya.--https://www.jurnalnews.com/

BACA JUGA: 5 Fakta Menarik tentang Guzheng, Kecapi Khas Negara Tirai Bambu

Strategi Pelestarian Berbasis Milenial

Dalam memastikan tradisi Keboan Aliyan tetap lestari dan relevan bagi generasi mendatang, beberapa strategi berbasis milenial dapat diterapkan sebagai berikut. 

1. Revitalisasi Konten Digital

Generasi milenial sangat akrab dengan platform digital. Dokumentasi visual yang berkualitas tinggi, seperti video pendek, film dokumenter, atau vlog, dapat dibuat untuk menceritakan kisah Keboan Aliyan. Konten yang dihasilkan bisa diunggah di YouTube, Instagram, TikTok, atau platform media sosial lainnya. Penggunaan narasi yang menarik dan visual yang memukau akan menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi tradisi ini. Selain itu, mereka dapat mengadakan sesi tanya jawab langsung (live Q&A) dengan para sesepuh atau pelaku tradisi untuk menggali lebih dalam makna dan filosofi Keboan Aliyan.

2. Edukasi Inovatif

Program edukasi yang menarik dan interaktif perlu dirancang untuk menarik minat generasi muda. Hal tersebut bisa berupa lokakarya (workshop) tentang kerajinan terkait Keboan Aliyan, lomba fotografi atau videografi tradisi, atau bahkan simulasi virtual reality (VR) yang memungkinkan peserta merasakan pengalaman Keboan secara imersif. Memasukkan Keboan Aliyan sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah dapat menanamkan rasa cinta dan pemahaman sejak dini.


Setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa, ribuan warga memadati Desa Aliyan untuk menyaksikan prosesi unik ini, ada sebagian dari warga menjadi pemain utama dalam ritual tersebut.--https://www.yukbanyuwangi.co.id/

3. Kolaborasi Lintas Sektor

Generasi milenial dapat menjadi jembatan untuk kolaborasi antara masyarakat adat, seniman, akademisi, dan sektor swasta. Contohnya, Bank Jateng yang telah mendukung acara Keboan 2024 menunjukkan pentingnya dukungan dari pihak luar untuk meningkatkan infrastruktur dan promosi pariwisata. Milenial bisa menjadi penghubung untuk menarik lebih banyak sponsor atau mitra yang peduli terhadap pelestarian budaya. Mereka juga dapat menginisiasi proyek kolaborasi dengan desainer lokal untuk menciptakan produk-produk bernuansa Keboan Aliyan yang modern dan dapat diterima pasar.

BACA JUGA:Mengenal Xun, Seruling Tradisional dari Tanah Liat yang Jadi Inspirasi Musik Modern Tiongkok

4. Mengembangkan Narasi Pariwisata Budaya

Mempromosikan Keboan Aliyan sebagai destinasi "Mystic, Magic, and Unique" adalah langkah yang tepat. Generasi milenial dapat mengembangkan narasi tersebut dengan menambahkan elemen cerita pribadi, wawancara dengan masyarakat, atau panduan perjalanan yang autentik. Mereka dapat menciptakan paket wisata yang tidak hanya menawarkan tontonan, tetapi juga pengalaman interaktif, seperti kesempatan untuk terlibat dalam persiapan tradisi atau belajar tentang filosofi yang mendasarinya. Hal tersebut akan meningkatkan nilai jual Keboan Aliyan sebagai tujuan wisata budaya yang otentik.

Keboan Aliyan Sebagai Identitas Budaya Daerah Banyuwangi 

Tradisi Keboan Aliyan adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya, sebuah identitas yang membedakan budaya Banyuwangi dari daerah lain. Keberadaannya bukan sekadar perayaan, tetapi juga cagar budaya yang penting dan motor penggerak pembangunan ekonomi lokal. Di tangan generasi milenial, masa depan tradisi keboan aliyan dapat dijaga dan terus dikembangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: