Pasutri Swinger, Mengapa?
ILUSTRASI Pasutri Swinger, Mengapa?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Empat peneliti tersebut menyebutkan, swinger punya dua risiko: penyakit menular seks (PMS) dan kehamilan akibat hubungan seks saat swinger.
Menurut mereka, beberapa peserta swinger di sana berhubungan seks tanpa kondom, praktik yang dikenal sebagai barebacking. Tapi, kebanyakan mereka pakai kondom. Sebab, di pesta swinger selalu disediakan kondom.
Kondom tidak sepenuhnya mencegah PMS dan kehamilan. Apalagi, jika ada peserta yang tidak pakai kondom, lebih berisiko lagi.
Betapapun, para peserta swinger sudah paham risiko itu. Jika kena PMS diobati, jika hamil di sana, ya… digugurkan. Sebab, kebanyakan suami ogah merawat anak hasil swinger. Sebagian di antara 50 negara bagian di AS melegalkan aborsi.
Itu di AS. Di Indonesia, belakangan ini swinger menggejala. Sebenarnya sudah ada sekitar dua-tiga dekade lalu. Cuma, sembunyi-sembunyi.
Pesta swinger terungkap sejak tujuh tahun silam. Pada Sabtu, 14 April 2018, Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mengamankan tiga pasutri saat berpesta seks swinger di sebuah hotel di Lawang, Malang, Jawa Timur. Hasil penyidikan, para tersangka melakukan itu sejak 2013.
Jeratan hukum buat mereka: Pornografi. Bukan swinger. Bukan pula zina. Sebab, perzinaan adalah delik aduan. Tanpa pengaduan pihak yang dirugikan (suami atau istri), tidak ada perkara hukum. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: