Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (7): Diskon Bus dan Museum

Gedung yemekhane atau kantin mahasiswa di kampus Nevsehir Haci Bektas Veli University.--Yunaz Karaman
Kampus ini memiliki 10 fakultas dan 19 pusat penelitian untuk mendukung kegiatan ilmiah dan inovasi mahasiswa. Beberapa gedung di kampus dibuat menyerupai peribacası atau cerobong peri yakni batuan berbentuk cerobong yang tersebar di kawasan Cappadocia.
Yunaz Karaman foto di taman kampus saat musim dingin.--Yunaz Karaman
Di dalam kampus terdapat berbagai fasilitas. Mulai dari asrama laki-laki dan perempuan yang berada di dalam dan di luar kampus. Perpustakaan yang cukup lengkap, memiliki koleksi khusus tentang pariwisata di Cappadocia dan buka hingga malam hari.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Mohammad Rozi (1): Gurihnya Merintis Jualan Tempe di Inggris
Termasuk yemekhane atau ruang makan mahasiswa dan staf kampus. Jika bulan puasa kami berbuka bersama di ruangan tersebut. Sedangkan jika ruang makan di asrama yang secara gratis saya dapatkan dua kali sehari, merupakan program pemerintah Turkiye.
Menurut saya, programnya sangat baik dan merata di seluruh negara. Mulai dari hitungan gizi makanan setiap hari bagi para mahasiswa di asrama yang dikelola pemerintah. Mereka mendapatkan sarapan seperti roti, keju, telur, zaitun, tomat, teh hangat. Semua dikelola secara profesional dan diawasi lembaga kesehatan lokal.
Suasana masjid kampus Nevsehir Haci Bektas Veli University yang berbeda saat musim gugur (kiri) dan musim dingin (kanan).--Yunaz Karaman
Terdapat fasilitas penunjang lain yang terdapat di kampus. Seperti tersedianya fasilitas untuk para disabilitas. Di asrama juga terdapat ruang konseling psikologis, hingga gedung pusat olahraga, dan pusat kegiatan mahasiswa yang biasanya digunakan untuk wisuda, seminar, atau acara penting lainnya.
BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh I.G.A.K. Satrya Wibawa (6): Bertualang Menjelajah Paris di Bawah Tanah
Infrastruktur yang merata dan dikelola dengan baik itu betul saya rasakan. Bahkan pada kampus saya yang terbilang baru berusia 18 tahun. Adanya mahasiswa asing yang berjumlah cukup banyak menandakan kampus di Turkiye secara umum menjadi tujuan para mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di luar negeri dengan biaya yang terjangkau.
Meski kita tetap mempelajari bahasa Turkiye, tapi terdapat program internasional. Tentunya kulaitas pengajar dan mahasiswanya terus sama sama bersaing dalam kejuaraan dan lomba-lomba baik akademik maupun non-akademik.
Mendapat kesempatan berkuliah di Turkiye mambuka mata saya bahwa sistem pendidikan di sini merata secara fasilitas dan penunjang kegiatan kemahasiswaan. Meskipun letaknya tidak berada di ibu kota atau kota besar lainnya.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Mohammad Rozi (3): Tinggalkan PNS Demi Better Job
Melihat jaminan fasilitas terbaik untuk mahasiswanya, saya optimistis dengan harapan dan masa depan. Itu terlihat dari keseriusan mahasiswa belajar dan menghabiskan waktu di perpustakaan ataupun sekadar berdialog di tengah taman dengan ditemani sedikit kudapan.
Pengalaman saya ini pasti berbeda dengan apa yang didapatkan para penerima beasiswa lain di kampus lain di kota dan di negara lain. Namun, saya meyakini bahwa fasilitas dasar seperti pengelolaan asrama -termasuk tempat makan- di kampus saya ini sangat terkelola dengan baik dan tertib. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: