Pasuan Korea Utara Berseragam Rusia untuk Sembunyikan Identitas pada Perang Ukraina-Russia

Pasuan Korea Utara Berseragam Rusia untuk Sembunyikan Identitas pada Perang Ukraina-Russia

TENTARA UKRAINA berjaga di kawasan Chasiv Yar, Donetsk, untuk mengamankan jalur logistik pertempuran.-UKRAINIAN ARMED FORCES VIA AFP-

HARIAN DISWAY - Ukraina dan Korea Selatan (Korsel) memang mencurigai Kim Jong-un mengirim pasukan dalam perang di Ukraina pertengahan tahun lalu. Kini, faktanya terus terungkap. Kyiv mengatakan bahwa pasukan Pyongyang sudah banyak yang ditangkap dan terluka dalam pertempuran.

Memang tidak ada yang bisa memastikan soal jumlah pasukan Korea Utara (Korut) yang bertempur di Ukraina. Perkiraannya bervariasi. Tetapi, Seoul, Kyiv, dan Washington mengatakan bahwa tahun lalu Korut mengirim lebih dari 10 ribu tentara. Tujuannya membantu Kremlin dalam pertempuran.

Bukti pun bermunculan. Video yang dirilis oleh tentara Ukraina mengklaim ada tentara Korea Utara dalam pertempuran di wilayah Kursk, Rusia barat. Sebagian wilayah itu sudah dikuasai pasukan Ukraina sejak Agustus 2024.

Korea Selatan mengatakan bahwa 300 tentara Korea Utara telah tewas. Juga 2.700 lainnya terluka dalam pertempuran sejak pengerahan tahun lalu.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Desak Anggota G20 Upayakan Perdamaian di Gaza dan Ukraina

BACA JUGA:Korut Tegaskan Akan Dukung Rusia Hingga Menang di Ukraina

Gambar yang dirilis oleh Kyiv menunjukkan bahwa orang Korea Utara telah diberi seragam militer Rusia dan dokumen identitas. Artinya, Moskow berusaha untuk menyembunyikan pergerakan pasukan Korea Utara tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tahun lalu mendesak sekutunya di Barat untuk menanggapi secara komprehensif dan tegas terhadap semakin kuatnya aliansi antara Moskow dan Pyongyang.


TIDURAN DI RANJANG SUSUN, prajurit Korea Utara ini cedera dalam pertempuran dan ditangkap oleh pasukan Ukraina.-V_ZELENKIY_OFFICIAL VIA AFP-

"Perang ini menjadi internasional. Meluas di luar dua negara," ucap Zelensky ketika menelepon Presiden Korsel Yoon Suk-yeol tahun lalu.

Yoon, yang kini dimakzulkan, bersumpah bahwa negaranya tidak akan tinggal diam. Menurut Yoon, pengerahan pasukan Korut adalah provokasi yang mengancam keamanan global di luar Semenanjung Korea dan Eropa.

BACA JUGA:Blinken Sebut 8.000 Tentara Korea Utara di Perbatasan Ukraina Diperkirakan Akan Segera Muncul di Medan Perang

BACA JUGA:Putin Bertemu Sekjen PBB Guterres, Bahas Konflik Ukraina di KTT BRICS

Korsel sebenarnya punya kebijakan untuk tidak memasok senjata kepada negara-negara yang berperang. Tetapi, bisa jadi kebijakan tersebut berubah. Sebab, ada pengerahan pasukan Korut, musuh bebuyutannya, di negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: