Ekspor Sarang Walet ke Tiongkok Lesu Gara-gara Terhambat Regulasi
Proses pengolahan sarang burung walet di Produksi sarang burung walet di PT Husein Alam Indonesia, Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik.-Dokumentasi Wahyudin Husein.-
Menurut Wahyu, total ekspor sarang walet Indonesia hanya sekitar 1.000 ton per tahun. Itu pun tak semuanya diekspor ke Tiongkok.
Yakni karena terhalang regulasi di sana. Ya, aturannya tidak ramah dengan pelaku sarang walet Indonesia.
BACA JUGA:Kinerja Ekspor Surabaya Meningkat, Emas hingga Ikan Olahan Jadi Komoditas Andalan
“Padahal, kita ini surganya walet di dunia,” tegasnya. Bahkan, Indonesia menyumpang 80 persen sarang walet di dunia.
Dan 80 persen konsumsi walet dunia memang Tiongkok. Artinya, Indonesia berpeluang besar untuk memenuhi kebutuhan sarang walet ke Tiongkok.
Selain kendala regulasi dan birokrasi yang rumit, proses yang lama dan biaya yang mahal juga menjadi menghambat para eksportir mengirim sarang burung walet ke pasar Tiongkok.
Tentu biaya itu tidak ramah bagi kantong para pelaku UMKM.
BACA JUGA:Mobil Listrik Tiongkok Melonjak 40 Persen
Menurut Wahyu, hanya pengusaha besar yang mampu registrasi usaha LKH/GACC dari Tiongkok.
Bahkan, imbuhnya, patut diduga ada monopoli dari banyak perusahaan yang punya registrasi usaha terdaftar. Setidaknya, punya lebih dari dua perusahaan.
Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat ini pasang target ambisius atas ekspor sarang burung walet tersebut.
Alasannya, potensi produksi sarang walet sangat menjanjikan. Apalagi, Indonesia punya potensi sarang walet yang besar.
BACA JUGA:Regulasi tak Ramah UMKM, Bisnis Sarang Walet Terancam Gulung Tikar
Ia pun meminta agar budidaya sarang burung walet semakin digalakkan.
Sehingga, dapat menjadi kekuatan ekonomi keluarga pembudidaya dan memperkuat ekspor nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: