Ekspor Sarang Walet ke Tiongkok Lesu Gara-gara Terhambat Regulasi

Ekspor Sarang Walet ke Tiongkok Lesu Gara-gara Terhambat Regulasi

Proses pengolahan sarang burung walet di Produksi sarang burung walet di PT Husein Alam Indonesia, Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik.-Dokumentasi Wahyudin Husein.-

Pemerintah pusat pun akan memberikan dukungan penuh terhadap petani sarang walet.

“Saya kira boleh dicoba. Karena dari 100 persen pasokan sarang walet dunia, 60 persen berasal dari Indonesia. Nilai ekspornya pun hampir mencapai Rp 10 triliun per tahun,” terangnya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Perpres Baru Tentang Badan Karantina Jadi Angin Segar Bagi UMKM Sarang Walet

Ia pun menargetkan, kontribusi ekspor Indonesia di pasar sarang burung walet dunia bisa meningkat lebih dari 60 persen. Targetnya mencapai 63 hingga 65 persen.

Bila Indonesia sudah menyuplai 60 persen pasokan dunia, ia yakin bisa meningkat lebih jauh. Sehingga sarang burung walet Indonesia bisa lebih mendominasi pasar ekspor dunia.

“Hanya dengan menyiapkan tempat untuk walet bersarang, petani bisa meraih pendapatan yang cukup besar. Harga sarang walet yang mencapai puluhan juta rupiah per kilogram bisa memperkuat ekonomi keluarga,” sambungnya.

BACA JUGA:Bertemu Dubes Tiongkok, Khofifah Tawarkan Kerjasama Manufaktur, Porang, dan Sarang Burung Walet

Ya sektor ekspor sarang burung walet itu memang dibidik sejak lama. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia.

Apalagi, sarang burung walet juga dikenal sebagai komoditas mewah yang memiliki berbagai manfaat kesehatan.

Termasuk peningkatan kekebalan tubuh, perbaikan fungsi organ, dan pencegahan penuaan.

Nilai ekspor sarang burung walet Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.

BACA JUGA:Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia Gandeng Wawali Surabaya, Santuni 250 Anak Yatim

Pada 2020, ekspor sarang walet mencapai USD 540,4 juta. Angka itu meningkat 48,5 persen dibandingkan 2019.

Volume ekspor sarang burung Indonesia pada 2023 mencapai 1.335 ton dengan nilai USD 633,25 juta atau setara dengan Rp 9,81 triliun.

Dengan menggunakan kurs tersebut, maka 1 kilogram sarang burung Indonesia dihargai Rp 7,35 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: