BKHIT Jawa Timur Tekankan Pentingnya Karantina untuk Meningkatkan Potensi Impor dan Ekspor
Narasumber yang menghadiri media gathering Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur pada 10 Desember 2025. - Ilmi Bening - Harian Disway
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sumber daya hayati Jawa Timur harus dijaga. Pernyataan itu disampaikan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) dalam gathering media bersama pengusaha, Dinas Peternakan Jatim, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim.
Kegiatan berlangsung di Hotel JW Marriot pada Rabu, 10 Desember 2025. Karantina, Pemda & Media Bersinergi: Menjaga Pintu Masuk, Menguatkan Ekspor di Gerbang Baru Nusantara-Jawa Timur menjadi tema acara.
Sinergi yang dimaksud adalah kolaborasi antarpihak yang menghasilkan dampak lebih besar dan masif daripada hanya upaya individu.
BACA JUGA:Karantina Jawa Timur Musnahkan 4,4 Ton Benih Jagung Manis Terinfeksi Bakteri Berbahaya

HARI YUWONO ADY , kepala BKHIT Jawa Timur memaparkan evaluasi ke depannya terkait proses karantina di Jawa Timur. - Ilmi Bening - Harian Disway
“Karantina menjadi sistem pencegahan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas media komoditas ekspor-impor serta masuknya hama penyakit pada hewan, ikan, maupun tumbuhan,” ucap Budi Susilo, kepala Sub Bagian Umum BKHIT Jatim dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa sumber daya hayati wajib dijaga. Karena itu, dalam diskusi, ia membahas potensi ekspor dan impor. Termasuk pentingnya proses karantina dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Jika tidak ada jaminan karantina, ekspor dapat ditolak di negara tujuan. Bahkan bisa merusak reputasi produk daerah kita. Yaitu, Jawa Timur,” tutur Hari Yuwono Ady, kepala BKHIT Jatim.
BACA JUGA:Ini Alasan Mengapa Karantina dari Luar Negeri Kini Hanya Perlu 7 Hari
BACA JUGA:Perpres Baru Tentang Badan Karantina Jadi Angin Segar Bagi UMKM Sarang Walet
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Desember 2025 menunjukkan, nilai ekspor (c-to-c) Januari-Oktober 2025 mengalami kenaikan sebesar 16,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Neraca perdagangan Jatim surplus USD1,09 miliar. Itu menandakan daya saing produk ekspor Jatim yang semakin meningkat. Swiss, Tiongkok, dan AS menjadi negara tujuan ekspor nonmigas utama pada Januari-Oktober 2025.
“Perhiasan, tembaga, serta lemak dan minyak hewani atau nabati paling banyak diekspor. Swiss mendominansi sebagai ekspor nonmigas utama, apabila dibandingkan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat,” ungkap Kepala Bappeda Jatim Muhamad Yasin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: