Jalan Sepi Sunyi Akademisi Publik, Otokritik untuk Para Akademisi dan Dikti (Tanggapan Tulisan Prof Biyanto)

Jalan Sepi Sunyi  Akademisi Publik, Otokritik untuk Para  Akademisi dan Dikti (Tanggapan Tulisan Prof Biyanto)

ILUSTRASI Jalan Sepi Sunyi Akademisi Publik, Otokritik untuk Para Akademisi dan Dikti (Tanggapan Tulisan Prof Biyanto).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Memang jalan menjadi akademisi publik organik itu kadang tak lagi menjanjikan jika melihat apresiasi dari Dikti. 

Jalan itu cenderung menjadi jalan sepi karena minimnya penghargaan untuk karier dosen. Namun, di balik semua itu, sudah saatnya sistem akademis di Indonesia memberikan tempat yang lebih layak bagi karya intelektual yang menyasar publik. 

Dengan demikian, para akademisi dapat menjalankan peran mereka sebagai intelektual publik, tidak hanya terjebak dalam ”tempurung” jurnal ilmiah yang eksklusif. 

Marilah para akademisi, kita perbanyak menulis untuk masyarakat. Dikti sudah saatnya lebih progresif memahami karya publikasi dosen. 

Jika orientasinya adalah outcomes, seharusnya penilaian angka kredit dosen dibuat lebih progresif, termasuk memberikan nilai yang lebih terhormat untuk tulisan para dosen di media massa. (*)

 

*) Surokim As. adalah dosen media dan politik, Universitas Trunojoyo Madura.

*) Moch. Imron Rosyidi adalah dosen Prodi Ilmu Komunikasi, FISIB,

Universitas Trunojoyo Madura.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: