Buron Gimbal Pembunuh Sandy Permana Jadi Jambul

Buron Gimbal Pembunuh Sandy Permana Jadi Jambul

ILUSTRASI Buron Gimbal Pembunuh Sandy Permana Jadi Jambul.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kepala Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Aan Maryani, kepada wartawan, Rabu, 15 Januari 2025, mengatakan:

BACA JUGA:Dito Mahendra Buron Misterius

BACA JUGA:Tiga Buron Pembunuh di Film Vina

”Saya tahu, orang itu (Nanang) muncul di Dusun Poris, desa ini (Kutamukti) pada Senin pagi (13 Januari 2025). Pagi-pagi sekali. Jalan kaki. Ia seperti mencari alamat. Tapi, ditanya warga, mau mencari rumah siapa? Ia tidak menjawab jelas.”

Tentu, Nanang menarik perhatian warga dusun. Gerak-geriknya terus dipantau warga. Ada warga yang melapor ke Kades Aan. Maka, Aan ikut mengamati pria mencurigakan itu.

Aan: ”Ternyata ia cuma mondar-mandir di sekitar dusun. Seperti orang stres. Apalagi, malamnya ia tidur di pemakaman desa. Di dalam area pemakaman. Kami anggap ia orang gila. Kami biarkan.”

Aan mengatakan, ia dan warga setempat tahu dari membaca berita media massa dan medsos, bahwa terduga pembunuh aktor Sandy Permana kabur. Polisi sedang memburunya. Dan, bagi warga desa (di mana pun, termasuk di desa itu), nama Sandy Permana sebagai pemeran utama sinetron Mak Lampir sangat dikenal. Warga ikut merasa berduka atas kematian Sandy.

Aan: ”Tapi, di berita (media massa) polisi mengatakan bahwa pelakunya gondrong rambut gimbal. Terus, orang stres itu rambutnya enggak gimbal. Jadi, kami tidak curiga. Kami biarkan.”

Pantauan Aan terhadap orang asing itu cukup mendalam. Bahwa orang asing itu tidak punya uang untuk makan. ”Saya tahunya dari klinik desa yang ia datangi. Ia datang ke klinik, berterus terang ke orang klinik, bahwa ia belum makan dan uangnya tinggal Rp 2.500, tidak cukup beli nasi,” ujar Aan. ”Ia diberi uang orang klinik, terus ia jalan mungkin mencari warung makan.”

Ternyata, Nanang selalu tidur di dalam area makam. Dua malam. Senin dan Selasa. Siang pun ia duduk di tanah (ndeprok) di sana. Ada warga yang khawatir bakal terjadi sesuatu di dusun mereka. Lalu, seorang warga lapor polisi, Rabu pagi, 15 Januari 2025.

Mendapat laporan itu, polisi setempat meneruskan info tersebut ke jaringan komunikasi polisi. Sampai juga ke Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi.

Spontan, tim polisi meluncur ke dusun tersebut. Tak tanggung-tanggung, tujuh mobil polisi menuju ke sana. Tiba di sekitar lokasi, polisi koordinasi dengan warga. Tim polisi berpencar memantau situasi kondisi. Tidak gegabah. Buron itu terduga pembunuh.

Tampaklah, Nanang jalan kaki mendekati warung makan. Berjaket biru, berkacamata. Polisi mengamati rambutnya. Bukan gimbal. Tapi, tampilannya lusuh, mencurigakan. 

Tak buang waktu, polisi menyergapnya. Nanang dibekuk tanpa perlawanan. Dalam pemeriksaan awal, Nanang bicara gelagapan. Polisi berpengalaman segera tahu, itulah target mereka. Nanang dicecar beberapa pertanyaan, lalu ia mengakui sebagai pembunuh Sandy.

Tak percaya begitu saja, polisi membawa Nanang ke Bekasi, ke rumah Nanang. Ternyata benar. Itulah Nanang Irawan, si buron. Untuk memastikan, polisi bertanya ke Nanang soal senjata pembunuhan. Dan, Nanang kooperatif. Ia menunjukkan lokasi pembuangan senjata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: