Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditahan, Diperlakukan Seperti Tahanan Lain

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditahan, Diperlakukan Seperti Tahanan Lain

Pendukung mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol membentangkan poster Stop The Steal, yang sebelumnya populer di kalangan pendukung Donald Trump di AS.-AFP-AFP

HARIAN DISWAY - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan, resmi ditahan pada Minggu, 19 Januari 2025. Ia menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang ditahan selama masih menjabat, menyusul tuduhan pemberontakan terkait deklarasi darurat militer yang kontroversial. Penahanannya dilakukan setelah pengadilan mengeluarkan surat perintah resmi, dengan alasan potensi penghilangan bukti.

Proses Penahanan di Penjara Uiwang

Yoon Suk Yeol ditahan di Pusat Penahanan Seoul yang berlokasi di Uiwang. Ia ditempatkan di sel berukuran 12 meter persegi yang biasa digunakan tahanan reguler. Sel tersebut dilengkapi meja kecil untuk makan dan belajar, rak kecil, wastafel, toilet, serta televisi dengan waktu penggunaan yang sangat terbatas. 

Menurut Shin Yong-hae, Komisaris Jenderal Layanan Koreksi Korea, Yoon telah menjalani prosedur standar termasuk pengambilan foto tahanan dan pemeriksaan fisik. “Ia bekerja sama dengan baik selama proses ini tanpa masalah berarti,” ujar Shin saat berbicara di depan anggota parlemen.

Yoon juga diwajibkan mengganti pakaian biasa dengan seragam penjara berwarna khaki dan diberikan nomor tahanan sesuai aturan penjara. Meski mendapat fasilitas dasar, otoritas penjara akan membatasi interaksinya dengan tahanan lain dan memastikan pengawalan ketat setiap kali ia meninggalkan selnya.

BACA JUGA:Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditangkap Terkait Penerapan Darurat Militer

BACA JUGA:Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Akan Ditangkap Paksa Sebelum 6 Januari 2025

Dampak Deklarasi Darurat Militer

Penahanan Yoon Suk Yeol bermula dari deklarasi darurat militer pada 3 Desember 2024, yang hanya berlangsung selama enam jam sebelum parlemen membatalkannya. Deklarasi tersebut memicu kekacauan politik di Korea Selatan, yang berujung pada pemakzulan Yoon oleh parlemen. Saat ini, ia juga menghadapi kasus di Mahkamah Konstitusi untuk menentukan keabsahan pemakzulan tersebut, selain penyelidikan pidana atas tuduhan pemberontakan.

Yoon telah berulang kali menyatakan bahwa penyelidikan ini tidak sah dan menolak penangkapan selama berminggu-minggu. Namun, surat perintah penangkapan resmi dikeluarkan pada Minggu pagi, membuatnya resmi menjadi tersangka kriminal.


Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memasuki kantor penyidik korupsi di Gwacheon, Korea Selatan, 15 Januari 2025.-Agence France-Presse-

Kerusuhan Pendukung di Gedung Pengadilan

Penahanan Yoon Suk Yeol memicu kemarahan di kalangan pendukung setianya. Pada Minggu, setelah surat perintah penahanan diterbitkan, sekitar 300 orang berkumpul di pintu belakang gedung pengadilan Seoul. Mereka melemparkan botol kaca, batu, dan kursi ke halaman pengadilan. 

Menurut laporan polisi, sekitar 100 orang berhasil masuk ke dalam gedung, memecahkan jendela, dan merusak dinding lantai pertama. “Sebanyak 51 petugas polisi terluka, termasuk beberapa yang mengalami cedera kepala dan patah tulang akibat serangan itu,” kata juru bicara polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: