Makna Lampion dan Imlek: Simbol Keberuntungan Dekorasi dan Kehangatan
Imlek atau Tahun Baru Tionghoa bukan cuma soal makanan enak dan angpao, tapi juga didekorasi dengan dekorasi yang penuh makna. Salah satu yang paling mencolok adalah lampion yang selalu meramaikan suasana. --Pinterest
Lampion dan Dekorasi Imlek yang Penuh Makna
Selain lampion, ada banyak dekorasi lain yang sering muncul saat Imlek, dan semuanya punya makna. Misalnya, kertas-kertas memuat doa dan harapan yang biasanya ditempel di pintu atau dinding rumah.
Ini adalah cara orang Tionghoa untuk mengundang keberuntungan dan melindungi rumah mereka dari hal-hal buruk. Ada juga dekorasi bunga plum yang sering digunakan karena bunga ini melambangkan ketabahan dan keindahan.
Serta naga yang menjadi simbol kekuatan dan keberanian. Semua dekorasi ini bukan sekadar membuat suasana Imlek jadi lebih hidup, tapi juga membawa harapan dan doa untuk tahun yang lebih baik.
BACA JUGA: Jelang Imlek, Pemkot Surabaya Stabilkan Harga Pangan Lewat GPM
Dekorasi Imlek di Era Modern
Meskipun tradisi masih dijaga, banyak orang mulai berkreasi dengan dekorasi Imlek yang lebih modern. Lampion dengan desain minimalis atau warna-warna pastel mulai banyak ditemui.
Buat Anda yang suka mendekorasi rumah, Imlek bisa jadi kesempatan buat menambahkan sentuhan warna merah dan emas di rumah. -Linshoujen-Pinterest
Namun meskipun lebih modern, makna dari warna merah dan emas tetap dipertahankan. Buat Anda yang suka mendekorasi rumah, Imlek bisa jadi kesempatan buat menambahkan sentuhan warna merah dan emas di rumah.
Lampion dan dekorasi Imlek nggak cuma bikin suasana jadi lebih meriah, tapi juga penuh makna. Warna merah dan emas yang mendominasi perayaan ini punya simbol kekayaan dan kemakmuran, yang jadi harapan untuk tahun baru yang lebih baik.
Jadi, nggak heran kalau Imlek selalu jadi momen yang penuh warna dan harapan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kebudayaan Tionghoa. Bagaimana, tertarik untuk menambahkan sentuhan dekorasi Imlek di ruang Anda?
Siapa tahu, keberuntungan bisa datang lebih cepat! (*)
*) Pingki Maharani, mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: