UMKM Surabaya Didaftarkan sebagai Penyedia Menu Program MBG

UMKM Surabaya Didaftarkan sebagai Penyedia Menu Program MBG

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan keterangan pers kepada awak media usai meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di SD Taquma, Surabaya, Senin, 13 Januari 2025.-Ghinan Salman-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berjalan di berbagai daerah, termasuk Kota SURABAYA.

Selain untuk menunjang perbaikan gizi, program andalan Presiden Prabowo itu juga dimaksudkan untuk mendongkrak perekonomian rakyat melalui UMKM.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun berinisiatif mendaftarkan UMKM Kota Pahlawan sebagai penyedia menu ke Badan Gizi Nasional (BGN). 

BACA JUGA:Prabowo Targetkan MBG Untuk Semua Anak Indonesia di Akhir 2025, BGN Sebut Perlu Rp100 triliun

Pemkot Surabaya akan mengawal proses ini ke pemerintah pusat. Sehingga UMKM mendapatkan kesempatan optimal dalam program MBG tersebut.

"Nanti kita kawal melalui dinas koperasi. Kita daftarkan UMKM Surabaya, agar mereka bisa menjadi bagian dari yang masak untuk program makan bergizi gratis," kata Eri, Kamis, 23 Januari 2025.

Apalagi, kata Eri, Pemkot Surabaya bersama DPRD sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp1,1 triliun untuk mendukung program MBG tersebut. 

BACA JUGA:BGN Gandeng NU dalam Melangsungkan Program MBG Khusus Santri

Karena itu, anggaran tersebut harus bisa memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan dan pergerakan ekonomi UMKM Surabaya.

"Saat BGN menentukan siapa yang memasak, kami akan mendaftarkan UMKM Surabaya. Jadi jangan sampai program MBG di Surabaya justru melibatkan UMKM dari luar daerah," kata dia.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) periode 2023-2025 itu menyampaikan, APBD Surabaya sebesar Rp 1,1 triliun untuk program MBG, sepatutnya memang diberikan kepada warga Surabaya.

BACA JUGA:Kasus Keracunan MBG, Keterbatasan Anggaran Jangan Sampai Korbankan Kualitas Makanan

Dengan demikian, ekonomi UMKM dan masyarakat Surabaya bisa terus bergerak.

"Jadi bukan lagi pengusaha-pengusaha besar yang menerima. Tapi itu harus untuk UMKM-UMKM di Surabaya," uajr alumnus ITS Surabaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: