Gemerlap Festival Tari Tradisional di Maspion Square Rayakan Identitas Budaya Nasional
Tarian pudak kukusan yang menyimbolkan anak-anak yang suka membantu orang tua kala membuat jajanan pudak. --HARIAN DISWAY
HARIAN DISWAY – Keindahan seni tari tradisional dalam Festival Tari Tradisional yang digelar atas kolaborasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dan Fenews.id dipersembahkan oleh anak-anak dan remaja dari berbagai sekolah dan sanggar tari di Surabaya.
Berlangsung di lantai satu Atrium Maspion Square dengan penuh semangat, pada Sabtu, 25 Januari 2025, mereka mempersembahkan tarian dalam dua kategori yang mengeksplorasi kekayaan seni tari tradisional Jawa Timur.
Yakni dalam Kategori A untuk peserta usia 7 hingga 12 tahun dan Kategori B untuk mereka yang berusia 13 hingga 15 tahun. Para peserta ini menampilkan tari tradisional dengan penuh penghayatan dan dibalut tata rias dan kostum yang memukau.
BACA JUGA: Parade Tari Tradisional Songsong HUT KBS, Greget Sawunggaling untuk Kebun Binatang
“Kami menilai dari beberapa aspek: wiraga atau tampilan, wirasa yaitu penghayatan, wirama, serta harmonisasi dengan tata rias dan aksesoris,” ujar Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Lesli Citra Pertiwi.
Di antara sekian penampilan yang menarik itu seperti yang ditunjukkan oleh grup tari SD Islam Cheng Ho dengan tari jaran monel. Gerakan mereka menggambarkan tradisi jaran monelan, di mana pemain memasuki badan kuda rotan.
Tarian ini membawa pesan tentang lingga yoni atau simbol kesuburan, memberikan nuansa mendalam pada setiap gerakan yang mereka tampilkan. Tak kalah menarik, Sanggar Tari WVI Menari menampilkan tari pudak kukusan.
BACA JUGA: East Java Heritage Party, Dorong Gen Z Lestarikan Budaya Lewat Fashion dan Kreativitas
Yakni tarian yang terinspirasi dari tradisi membuat pudak jajanan khas Gresik. Gerakannya lincah, seolah menggambarkan kegembiraan anak-anak membantu orang tua mereka membuat jajanan ini.
Dari SD Kendangsari 1 Surabaya, tari pasaran menutup rangkaian dengan gemilang. Suasana pasar yang ramai ditampilkan dengan detail, mulai dari gestur pedagang hingga interaksi pembeli, memberikan warna ceria pada festival tersebut.
Tari pasaran yang dipersemabhkan grup tari dari SD Kendangsari 1 Surabaya yang menggambarkan situasi keramaian pasar menjadi salah satu daya tarik Festival Tari Tradisional. --HARIAN DISWAY
Lesli sangat mengapresiasi acara itu. Menurutnya, festival seperti ini penting untuk memperkenalkan seni tari tradisional kepada generasi muda. “Tari tradisional sudah sangat tergerus oleh pengaruh luar seperti tari-tarian dari Korea atau Barat," katanya.
BACA JUGA: Kampoeng Dolanan Bersama SMK Islam Al-Amal Gelar Lomba Permainan Tradisional Ala Ninja Warrior
"Lomba seperti ini dapat mendorong anak-anak dan guru-guru tari berkreasi, bahkan menjadi penyambung hidup bagi mereka,” sambungnya. Lesli juga menyoroti tantangan yang dihadapi, terutama minimnya dukungan dana dari pemerintah daerah.
“Saat ini, dana dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur untuk menyelenggarakan pergelaran tari seperti yang dilakukan oleh Fenews.id ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kolaborasi dengan pihak lain menjadi wajib,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: