Diplomasi Nasgor Megawati Soekarnoputri
ILUSTRASI Diplomasi Nasgor Megawati Soekarnoputri.-Arya/Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Megawati, Harapan Damai Semenanjung Korea
Mega sudah menegaskan tidak akan membarter dukungannya dengan meminta konsesi kursi kabinet kepada Prabowo. Tapi, dalam politik, tidak ada makan siang gratis. Meski Prabowo punya program makan siang gratis, konsesi politik yang didapatnya dari PDIP tidak mungkin dibuat gratis.
Selalu ada tit for tat, syai’un li syai’in, ’sesuatu harus dibayar dengan sesuatu’. Dukungan politik Mega terhadap Prabowo pun harus diberi kompensasi.
Mega membutuhkan perlindungan politik menjelang kongres PDIP tahun ini. Dia menengarai, ada yang mau merongrong kepemimpinannya. Ada beberapa kader PDIP yang lari menyeberang kepada Jokowi, lalu menyuarakan tuntutan agar Mega melepas jabatan ketua umum PDIP.
Mega mencium tanda bahaya. Dia butuh perlindungan dari ancaman itu. Pilihan paling rasional adalah merapat kepada Prabowo untuk mendapatkan perlindungan politik.
Mega juga harus menyelamatkan Hasto Kristiyanto, sekjen PDIP, dari serangan kriminalisasi kasus Harun Masiku. Berbagai fakta yang berkembang menunjukkan bahwa Hasto terlibat dalam kasus Harun Masiku.
Meski demikian, timing KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) ketika menjadikan Hasto sebagai tersangka memunculkan kecurigaan adanya upaya balas dendam politik.
Hasto melawan dan mengancam. Ia akan meledakkan political bomshell, ’bom politik’, dengan membongkar skandal Jokowi, keluarga, dan kroninya. Ancaman Hasto dirancang dengan dramatis sehingga membuat khawatir banyak pihak.
Prabowo khawatir bom politik itu akan menimbulkan kegaduhan yang mengganggu stabilitas pemerintahnnya. Belum lagi kalau Hasto gelap mata dan membongkar juga skandal-skandal yang melibatkan Prabowo dan kroninya.
Pilihan terbaik bagi Prabowo dan Mega adalah ber-CLBK. Tinggal tunggu tanggal dan hari baik untuk mempertemukan keduanya. Mega punya kebiasaan menjamu tamunya dengan masakan nasgor (nasi goreng). Diplomasi nasgor itu menjadi ciri khas Mega yang dipakainya dalam banyak kesempatan.
Pertemuan Mega-Prabowo dengan sajian nasgor tinggal tunggu waktu. Ibarat pernikahan, pertunangan sudah dilakukan, tinggal menunggu ijab kabul dan resepsi. (*)
*) Dhimam Abror Djuraid adalah ketua Dewan Pakar PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat dan pengajar ilmu komunikasi Unitomo, Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: