Isra Mikraj pada Zaman Modern, Melangkah dalam Cahaya Spiritual
ILUSTRASI Isra Mikraj pada Zaman Modern, Melangkah dalam Cahaya Spiritual -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Sebuah penelitian yang dilakukan University of Oxford pada 2019 menunjukkan bahwa doa dan keyakinan spiritual dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stres pada individu yang menghadapinya.
Hal itu sejalan dengan pesan hikmah yang terkandung dalam Isra Mikraj, yang mengajarkan bahwa segala sesuatu bisa diatasi dengan keteguhan iman dan tawakal kepada Allah.
Perjalanan spiritual itu mengingatkan kita bahwa setiap rintangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun yang berskala global, dapat kita hadapi jika kita berserah diri kepada Allah.
UJIAN IMAN: MENENUN KEYAKINAN DI TENGAH KERAGUAN
Seperti yang dialami umat Islam saat kali pertama mendengar kisah Isra Mikraj, peristiwa itu juga menjadi ujian bagi keimanan mereka. Tidak semua orang dapat menerima cerita tersebut dengan mudah.
Namun, mereka yang tetap teguh pada keyakinan, seperti Abu Bakar As-Siddiq, menunjukkan bahwa iman yang kokoh akan selalu terbukti kebenarannya.
Ketika keraguan mulai menyelimuti pikiran kita, perjalanan Isra Mikraj menjadi pengingat bahwa kita harus tetap teguh dalam iman dan tidak mudah terpengaruh oleh keraguan.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak godaan yang dapat menggoyahkan keyakinan kita. Dalam survei yang dilakukan Gallup pada 2021, sekitar 63 persen responden mengungkapkan bahwa spiritualitas memegang peran penting dalam hidup mereka meski di tengah budaya yang kian materialistis.
Itu menunjukkan bahwa meskipun dunia sering kali menguji iman kita, banyak orang masih berusaha mempertahankan hubungan dengan Tuhan melalui doa, salat, dan ketaatan kepada-Nya.
CAHAYA SPIRITUALITAS DI ERA KONTEMPORER
Isra Mikraj juga mengajari kita untuk tetap menjaga spiritualitas walaupun dunia modern makin berkembang. Dalam era digital dan globalisasi, banyak individu yang merasa terjebak dalam keinginan untuk mengejar materi. Akibatnya, mereka sering kali melupakan dimensi spiritual dalam hidup mereka.
Namun, Isra Mikraj mengingatkan kita bahwa meski teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, ada dimensi lain yang jauh lebih dalam yang perlu kita jaga dan perhatikan.
Saat ini lebih dari 4,5 miliar orang di dunia menggunakan internet (data We Are Social, 2023) dan hampir 3 miliar orang aktif di media sosial.
Teknologi tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah, bukan justru menjauhkan kita dari-Nya.
Aplikasi pengingat salat, kajian agama online, dan platform media sosial yang positif dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, asalkan kita tetap menjaga niat dan tujuan yang benar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: