Tolak Berdamai dengan Pihak Sekolah, Orangtua Siswa SMPN 7 Mojokerto Didukung Warganet

Tolak Berdamai dengan Pihak Sekolah, Orangtua Siswa SMPN 7 Mojokerto Didukung Warganet

Tangkapan Layar video penolakan orangtua Alm. Malvein untuk berdamai dengan pihak SMPN 7 Kota Mojokerto-@Heraloebss-X

HARIAN DISWAY - Belum kering duka yang dirasakan keluarga siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang menjadi korban tenggelam di Pantai Drini pada Selasa, 28 Januari 2025 lalu, masalah sudah datang lagi. Baru tiga hari pasca kepergian korban tenggelam yang tewas, para keluarga dihadapkan dengan ajakan berdamai pihak sekolah dengan menandatangani sebuah surat.

Ramai di sosial media, Jumat, 31 Januari 2025, muncul video salah satu keluarga korban yang menolak ajakan berdamai tersebut. Video tersebut berhasil mengundang empati dari warganet yang menyayangkan keputusan akademisi SMPN 7 kota Mojokerto dianggap egois.

Dalam video yang tersebar diketahui orang tua Alm Malvein Yusuf Adh Dhuqa, salah satu korban yang tewas akibat terseret ombak di Pantai Drini. Mereka menolak perwakilan guru yang datang ke rumah duka untuk mengajukan surat perdamaian.

Para guru yang datang menyerahkan surat pernyataan bermaterai sejumlah tiga lembar. Surat tersebut diduga berisi pernyataan orang tua untuk ikhlas dengan peristiwa di Pantai Drini serta tidak akan mengajukan permasalahan tersebut ke jalur hukum.

BACA JUGA:13 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Terserat Ombak di Pantai Drini Yogyakarta, 3 Meninggal Dunia

BACA JUGA:Pantai Drini di Gunungkidul, Surga Wisata yang Menyimpan Potensi Ombak Pantai Selatan

Keluarga Alm Malvein menyayangkan keputusan pihak sekolah yang terlalu buru-buru memberikan surat pernyataan. Hal itu dikarenakan suasana duka yang masih melekat bagi keluarga yang ditinggalkan.

“Jangan dikasih ini dulu! Masih berduka,” ujar ibu Malvein dengan histeris.

Ayah Malvein dalam video tersebut juga merasa tindakan pihak sekolah sangat keterlaluan. Ia yang masih berduka ditambah emosinya yang tersulut, tanpa menandatanganinya dengan segera merobek tiga lembar surat pernyataan itu di hadapan pihak guru yang mendatangi rumahnya.

“Kami disodori surat, disuruh baca dan diminta tanda tangan secepatnya. Akhirnya kami robek karena emosi. Kami masih berduka,” tulis orang tua Malvein dalam postingan video penolakan mereka untuk berdamai yang viral di sosial media.

BACA JUGA:Kenali Rip Current Penyebab Tenggelamnya Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto

BACA JUGA:Deddy Corbuzier Dikritik Warganet Usai Marah Kepada Siswa yang Keluhkan Rasa Menu Makanan Bergizi Gratis

Berkenaan dengan kegiatan outing class yang dilaksanakan SMPN 7 Kota Mojokerto, ibu dari Malvein mengaku sempat tidak mengizinkan putranya ikut. Alasan yang mendasari keputusan ibunda Malvein karena faktor cuaca yang ekstrem dan pemungutan biaya kegiatan mencapai Rp 500.000,00.

Video singkat rekaman dari orang tua Malvein yang menolak berdamai menjadi sorotan bagi warganet. Mayoritas mendukung keputusan yang diambil orang tua Malvein karena momentum berdamai masih tidak tepat di tengah suasana duka. Bahkan beberapa juga mendukung untuk melanjutkan ke jalur hukum karena di balik faktor alam, ini juga bentuk kecerobohan guru yang mengawal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: