Saat Pembunuh Bohong
ILUSTRASI Saat Pembunuh Bohong. Sunardi menggadaikan sertifikat rumah Almaidah, istrinya. Almaidah menagih, tapi dia malah dibunuh Sunardi. --
BACA JUGA:Cinta Ibu kepada Pembunuh
Polisi menyelidiki lebih dalam, terbukti bahwa motifnya, Sunardi menggadaikan sertifikat rumah milik Almaidah, yang ternyata istri kedua Sunardi. Sertifikat itu ditanyakan Almaidah karena akan dibalik nama ke anaknyi yang bernama Edi Rianto, 31, hasil pernikahan dengan suami Almaidah terdahulu.
Begitulah karakter penjahat. Selalu berusaha menyembunyikan kejahatannya. Jika sudah ketahuan, ia akan berbohong untuk memperkecil hukuman. Dengan berbagai cara, antara lain, menyalahkan korban yang sudah mati.
Sebaliknya, polisi sudah terdidik harus selalu menyelidiki berbagai hal tentang tersangka. Sunardi terbukti membunuh Sri, dikorek lagi, ternyata juga membunuh Almaidah. Polisi juga selalu meragukan pengakuan tersangka. Terbukti, Sunardi berbohong soal motif membunuh Almaidah.
BACA JUGA:Pembunuhan Satu Keluarga saat Pagi Buta di Kediri
BACA JUGA:Pembunuh Cewek Open BO
Prof Marilyn T. Miller dalam bukunyi yang berjudul Crime Scene Investigation Laboratory Manual (2013) menyebutkan, ”Salah satu metode yang digunakan pembunuh untuk mengelabui polisi adalah mengaburkan DNA mereka dan DNA korban. Di tempat kejadian perkara, polisi akan mencari DNA korban dan pembunuh.”
Dilanjut: ”Jika seorang pembunuh dapat menyembunyikan keduanya, itu adalah skenario pembunuhan yang sempurna.”
Miller adalah mantan penyidik TKP pembunuhan di Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat (AS). Dia juga guru besar ilmu forensik di Virginia Commonwealth University, Richmond, Virginia, AS. Bukunyi tersebut best seller dan jadi panduan penyelidik Federal Bureau of Investigation (FBI) AS.
Jika teori Miller itu diterapkan dalam kasus Sunardi, pembunuhan Almaidah nyaris sempurna. Sunardi sudah menghilangkan DNA korban. Sedangkan DNA Sunardi pasti ada di TKP.
Tapi, karena waktu itu (November 2022) tidak ditemukan mayat (ada di septic tank), tidak ada pembunuhan. Dengan demikian, DNA Sunardi tidak perlu diperiksa.
Memang, pada November 2022, anak kandung Almaidah, Edi Rianto, sudah mencurigai Sunardi. ”Sejak ibu saya menikah dengan ia (Sunardi) pada 2015, saya tahu kelakuan orang itu jelek,” ujar Edi kepada wartawan.
Almaidah adalah istri kedua Sunardi. Istri pertamanya ada di kampung. Kemudian, pada 2021 Sunardi-Almaidah berpisah. Sunardi menempati rumah Almaidah di Cibarusah yang jadi TKP dua pembunuhan itu, sedangkan Almaidah pindah ke Serang, Banten.
Lalu, pada November 2022 Almaidah mendatangi Sunardi di rumahnya, menanyakan sertifikat rumah tersebut. Saat itulah Almaidah dibunuh Sunardi.
Hilangnya Almaidah membuat Edi bertanya kepada Sunardi, tapi dijawab, tidak tahu. Kemudian, Edi lapor polisi kehilangan ibunya saat berkunjung ke rumah Sunardi. Polisi mencari, tidak ketemu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: