Pembunuhan Satu Keluarga saat Pagi Buta di Kediri
ILUSTRASI Pembantaian di Pagi Buta.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Motif pembunuhan kian sepele. Yusak, 35, penganggur, utang Rp 2 juta kepada kakaknya, Kristina, 37, guru SD. Diberi. Lantas, ia utang lagi Rp 10 juta. Ditolak. Sebab, utang lama belum dibayar. Yusak dendam. Rabu, 4 Desember 2024, pukul 03.00 WIB, ia mendatangi rumah Kristina, membawa palu. Sekeluarga kakaknya dihabisi. Tiga tewas, satu luka parah.
EGOIS dan kejam sekali tersangka Yusak. Ia membunuh tiga orang: kakak kandungnya, Kristina; suami Kristina, Agus Komarudin, 38, juga guru SD; serta anak sulung mereka inisial CAW, 9. Sedangkan anak bungsu SPY, 8, luka parah karena dihajar palu.
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto sampai (tak sengaja) meneteskan air mata saat menjenguk si bungsu SPY yang dirawat intensif di RS Bhayangkara Kediri.
BACA JUGA:Suatu Pagi, Pembantaian Anak dan Istri di Depok
BACA JUGA:Liga Itu Bukan Palagan (1); Jangan Jadi Panggung Pembantaian
”Saya terharu melihat kondisi bocah SPY. Seluruh keluarganya meninggal, ia pun luka parah,” ujarnya kepada wartawan, Jumat, 6 Desember 2024.
Hasil penyelidikan polisi, kronologinya sederhana. Konstruksi perkara demikian:
Keluarga Agus-Kristina mukim di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kediri, Jatim. Lokasi itu di lereng Gunung Kelud nan sejuk. Di rumah itu mereka tinggal bersama dua anak mereka, CAW dan SPY.
Agus guru SD di Kediri, Kristina guru SD di Tulungagung. Setiap hari sekolah, Kristina harus menempuh sekitar 50 kilometer, bolak-balik untuk mengajar. Sementara itu, Yusak menganggur, tinggal di Lamongan, Jatim.
Suatu hari Yusak utang Rp 2 juta ke Kristina, diberi. Terus, Minggu siang, 1 Desember 2024, Yusak datang lagi. Ia minta utang Rp 10 juta. Kristina menolak sekaligus mengomeli karena utang lama belum dibayar. Yusak pulang dengan menyimpan dendam.
Rabu, 4 Desember 2024, sekitar pukul 03.00 WIB, Yusak sudah di dekat rumah Kristina. Padahal, jarak antara rumahnya dengan rumah Kristina sekitar 120 kilometer. Ia naik angkutan umum. Juga, mengantongi palu besar. Ia menyanggong di belakang rumah. Ia paham kebiasaan Kristina bangun sangat pagi untuk memasak sebelum berangkat kerja.
Benar saja. Tak lama Yusak menyanggong, Kristina bangun tidur siap masak dan membuka pintu belakang. Saat itulah Yusak maju cepat, langsung mengepruk kepala Kristina dengan palu. Berkali-kali. Darah muncrat, Kristina tumbang.
Teriak kesakitan Kristina membuat Agus bangun, memeriksa belakang rumah. Yusak menyambutnya dengan palu bertubi-tubi. Tumbang juga.
Terus –ini mengerikan– si sulung CAW terbangun. Jalan ke belakang sambil mengucek mata. Ternyata Yusak memalu keponakannya itu juga. Kena kepala tembus tengkorak. Pecah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: